Kelewat Batas
Beberapa hari yang lalu, seorang celebrity terkenal menghembuskan nafas terakhirnya dan jagad entertainment terguncang. Banyak orang yang menuturkan belasungkawa. Tapi lebih banyak orang yang memanfaatkan moment itu untuk menaikkan pamornya. Para wartawan bergerilya mencari berita. Bahkan mengeksploitasi keluarga yang berduka dengan cara yang cukup insensitive. Apakah salah? Sayangnya menurut mereka, mereka hanya menjalankan tugasnya.
Gue masih teringat juga tentang seorang negarawan yang juga berpulang di tahun lalu. Saking terkenalnya Sang Eyang, semua orang datang ke makamnya untuk memberikan penghormatan terakhir. Tapi lebih banyak orang yang menjadikannya moment untuk ngeksis. Mereka menjadikan nisan sang tokoh sebagai sebuah object selfie. Mereka memasang wajah berduka. Padahal orang yang sungguh berduka tidak akan mampu melakukan hal yang sangat disrespectful kayak begitu.
Yah… Kejadian kayak begini bisa terjadi di mana aja. Tapi sayangnya kalau di negara Indonesia, kejadian begini masih sering terjadi. Dan yang lebih disayangkan lagi adalah betapa orang-orang yang melakukannya enggak merasa dia melakukan hal yang salah. Gue yakin, pasti ada seribu satu alasan buat mereka melegalisir apa yang mereka lakukan.
Alasan sih bisa dibuat. Pertanyaannya, apa mereka sadar mereka sudah kelewat batas? Meskipun ada alasan yang masuk akal untuk melakukan suatu hal, tetap ada norma-norma yang perlu ditegakkan. Norma masyarakat yang enggak tertulis. Sesuatu yang memang enggak bisa dituntut secara hukum, tapi menyatakan sampai sebatas mana hati nurani seseorang sebenarnya.
Apa mereka yang melakukan hal itu sudah kehilangan hati nuraninya? Apa mereka sudah begitu buta sampai enggak sadar kalau mereka sudah melewati batas? Atau mereka merasa dirinya begitu righteous sampai-sampai mereka pikir mereka boleh melakukan itu? Saking besarnya kepala mereka, mereka pikir aturan masyarakat yang berlaku bagi orang lain udah gak berlaku lagi buat mereka. Begitukah?
Bisa Gak Ya Kita Berubah?
Bisa gak kita belajar untuk lebih menghargai orang-orang di sekitar kita? Bahkan orang yang enggak kita kenal sekalipun. Supaya enggak perlu nunggu dituntut secara hukum dulu baru kita sadar kalau kita tuh salah. Gak perlu sampai dihujat orang-orang dulu, baru kita tahu apa yang kita lakukan tuh gak benar.
Bisa gak kita belajar untuk lebih sensitif? Untuk mencoba menempatkan diri kita dalam posisi mereka. Dan berpikir apa yang akan kita rasakan kalau kita di posisi itu dan mendapat perlakuan seperti yang akan kita lakukan.
Bisa gak sih kita sebagai generasi muda – yang notabene adalah harapan bangsa – bersikap lebih bertanggung jawab dan lebih cerdas? Dengan berhenti melakukan hal-hal yang sia-sia. Buat apa follower kita banyak kalau yang kita sebarkan adalah hal-hal yang negatif? Buat apa kita eksis kalau hidup kita enggak membuahkan hasil yang baik? Lebih baik kita jadi orang yang biasa yang gak dikenal orang daripada jadi terkenal karena kebusukan kita kan?!
Semoga bisa ya…
Gue yakin kita bisa. Kalau kita mau mulai dari diri kita sendiri dulu.
Thanks for reading this! Kalau kamu suka sama artikel ini, jangan lupa untuk share ke teman-teman kamu ya!
Leave your comment below. Dan follow juga Instagram @just.hilda untuk selalu dapat update terbaru dari blog Just Hilda. Jangan lupa share artikel ini ke teman-teman kamu juga ya!