The Ugly Truth of Life from Start Up
Serial yang satu ini udah sangat menarik perhatian sejak episode pertamanya. Dengan storyline yang menyentuh hati, bikin penasaran dan penuh lika-liku yang sangat relate dengan kehidupan generasi millenial jaman sekarang. Ditambah deretan cast yang keren dengan akting yang over the top. Bikin serial Start Up jadi serial yang populer dengan sangat cepat dan ditunggu-tunggu setiap weekend sama semua orang.
Eits, tapi kali ini gue gak mau diskusiin Nam Do San vs. Han Ji Pyeong ya! Hahaha. Karena masih ada banyak pelajaran hidup berharga yang bisa kita petik dari cerita Start Up. Salah satunya adalah beberapa ugly truth yang gue kupas dari 4 karakter utama di cerita ini. Ada 4 kenyataan pahit dalam kehidupan yang bisa kita lihat dari Nam Do San, Seo Dal Mi, Won In Jae dan Han Ji Pyeong. Apa aja itu? Check it out!
1. Orang Jenius Belum Tentu Sukses
Nam Do San mengecap kemenangan pertama kali dalam hidupnya dalam usia yang sangat muda. Sebelum dia betul-betul paham apa itu makna kemenangan, dia sudah mendapatkan medali emas tanpa harus berusaha keras untuk memenangkannya. Karena dia menang berkat bakatnya. Tanpa harus ngapa-ngapain, kejeniusan sudah ada di dalam dirinya. Dia gak perlu belajar siang dan malam untuk jadi pintar. Dia udah terlahir pintar dari sononya. Lucky him!
Dampaknya, ketika dia dewasa, dia enggak paham gimana cara memanfaatkan kejeniusannya itu untuk mencapai kesuksesan. Bisa dibilang dia beruntung banget bisa menang olimpiade matematika di usia yang sangat muda. Tapi ketika dia dewasa, dia enggak bisa lagi hanya memanfaatkan faktor hoki untuk bisa sukses. Dan ternyata kejeniusannya doang pun enggak cukup untuk bikin dia jadi orang yang sukses. Justru karena kepolosannya, kejeniusannya malah dengan mudah dieskploitasi oleh orang lain. Dan pada akhirnya, kejadian itu membuat dia semakin menjauh dari apa yang sebenarnya dia inginkan (– which is Dal Mi).
Lesson learned: Genius is not enough. Hanya IQ yang tinggi saja enggak akan bisa mengantar kita kepada kesuksesan. Kalau kita enggak punya kecerdasan sosial dan emosional juga, kita enggak bisa bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai apa yang kita mau.
2. Orang yang Bekerja Keras Belum Tentu Sukses
Seo Dal Mi adalah seorang pekerja keras. Bukan hanya itu, dia juga punya determinasi yang kuat. Dia tahu apa yang dia mau, dan dia akan berusaha sekuat tenaga untuk mencapainya. Dia enggak malu untuk merendahkan dirinya sampai dia rela berlutut untuk mengajak Jung Sa Ha bergabung ke timnya. Dan dia juga enggak malu untuk bertanya sebanyak-banyaknya kepada Han Ji Pyeong ketika dia menjadi mentornya.
Apa yang kurang dari sosok Dal Mi? Orang seperti dialah yang kita idolakan dalam kehidupan nyata. Orang yang sudah sepantasnya dan selayaknya mencapai kesuksesan. Tapi ternyata, orang seperti dia pun masih aja dipecat oleh 2STO ketika Samsan Tech diakuisisi. Bukan karena dia kurang hebat, tapi karena 2STO enggak butuh orang seperti Dal Mi. Mereka hanya membutuhkan tiga orang developer Samsan Tech, mereka enggak membutuhkan CEO-nya.
Lesson learned: No matter how hard you work, you still need to find where you belong. Hasil karya kita yang baik enggak akan mendapat apresiasi jika kita berada di tempat yang salah. Bukan selalu karena karya kita yang buruk, tapi mungkin karena karya itu enggak berada di tempat yang tepat.
3. Orang Kaya Belum Tentu Sukses
Won In Jae memiliki backing yang kuat dari ayah tirinya di perusahaan miliknya dulu. Dia kuliah di luar negeri dan memiliki network yang kuat. Dia juga punya pengalaman yang banyak dan dukungan finansial yang kuat dari ayah tirinya. Sebenarnya di mata orang luar, dia kelihatannya sudah sukses. Tapi ada sesuatu di dalam dirinya yang membuat dia menolak untuk jadi “budak” ayah tirinya sehingga dia memilih untuk meninggalkan perusahaan yang dia bangun dari kekayaan ayah tirinya dan membangun start up baru dari nol.
Jika kesuksesan yang sudah pernah dia kecap adalah kesuksesan yang sebenarnya, enggak mungkin dia memilih untuk meninggalkannya dan memulai perusahaannya sendiri yang benar-benar menjadi miliknya dari nol. Dia memilih untuk membuang semua yang sudah dia bangun dengan susah payah demi sesuatu yang enggak bisa dia miliki sebelumnya: power. Ketika dia menjadi CEO sukses di bawah bayang-bayang ayah tirinya, dengan mudah ayah tirinya bisa membuangnya keluar dari Korea karena In Jae sebenarnya enggak punya power. Dia enggak punya kekuasaan atas perusahaannya sendiri. Ya, dia kaya dan punya banyak uang. Tapi ternyata, buat dia pun yang sepertinya sudah punya segalanya, kekuasaan dan otoritas jauh lebih penting dari jumlah uang di rekeningnya.
Lesson learned: Money is not everything. Ada hal-hal lain yang lebih berharga daripada kekayaan. Jika kita membuat kekayaan menjadi tujuan akhir kita, suatu saat kita akan sadar bahwa ada banyak hal lain yang jauh lebih berharga daripada harta kekayaan. So, don’t do that!
4. Orang yang Sudah Sukses Belum Tentu Bahagia
Han Ji Pyeong adalah karakter favorit semua orang. Dia muda, kaya dan sukses. Dia pekerja keras dan sangat cerdas. Kehidupannya kelihatan sangat sempurna. Seolah-olah dia udah punya segalanya. Tapi masa iya?
Dia adalah seorang anak yatim piatu. Dia tumbuh besar di panti asuhan. Yang membuat dia enggak mengenal kasih sayang orang tua. Enggak heran kalau dia enggak bisa menerima kasih sayang orang lain dengan mudah. Kebaikan Nenek Choi adalah sesuatu yang asing buat dia. Bahkan dia cenderung mendorong orang yang menyayanginya supaya menjauh dengan sikapnya yang kasar dan perkataannya yang pedas. Jadi enggak heran juga kalau dia butuh waktu yang lama untuk menyadari perasaannya terhadap Dal Mi.
Ada satu hal yang enggak dimiliki Han Ji Pyeong yang kelihatannya sudah memiliki segalanya. Dia kesepian. Dia terbiasa hidup sendiri dan berjuang sendiri sampai-sampai dia enggak sadar kalau dia kesepian. Ketika Dal Mi, Do San dan Nenek Choi kembali ke hidupnya, barulah dia sadar kalau dia adalah orang yang dingin dan enggak tahu apa-apa.
Lesson learned: There is no perfect life, let’s just live. Dalam kehidupan modern yang serba instan ini, kita dengan mudah membandingkan kehidupan kita dengan kehidupan orang lain yang kelihatannya jauh lebih baik. Gak jarang tindakan kita yang sekedar iseng ini dihantui juga dengan perasaan iri. Tapi satu hal yang harus selalu kita ingat, sesempurna apapun kehidupan orang yang kita iri-in itu, gak ada satu pun kehidupan yang sempurna. Setiap strata kehidupan punya tantangannya masing-masing. Jadi, terlepas apakah kita sudah menilai diri kita sukses atau belum, kita harus tetap menghargai apa yang kita punya sekarang. Karena mungkin saja apa yang kita punya sekarang adalah sesuatu yang enggak bisa dimiliki oleh orang yang kita anggap sempurna itu. Dan hanya dengan mensyukuri apa yang sudah kita miliki sekarang kita bisa bahagia.
Itu dia 4 kenyataan pahit yang bisa kita petik dari 4 karakter utama Start Up. Masih ada 4 episode lagi ke depannya nih. Dan di episode 12 yang lalu ketika cerita menghantam rockbottom, kita bisa yakin kalau 4 episode berikutnya akan semakin seru dan menarik.
By the way, kalau gue ditanya, pilih Nam Do San atau Han Ji Pyeong? Gue akan jawab bahwa gue belum bisa memilih salah satunya. Tapi gue berharap Nam Do San bisa membuktikan dirinya supaya dia layak memenangkan Dal Mi. Let’s see how the story unwraps tonight!
Thanks for reading this! Kalau kamu suka sama artikel ini, jangan lupa untuk share ke teman-teman kamu ya!
Leave your comment below. Dan follow juga Instagram @just.hilda untuk selalu dapat update terbaru dari blog Just Hilda. Jangan lupa share artikel ini ke teman-teman kamu juga ya!