Semakin kita bertambah tua, semakin banyak juga pengalaman hidup kita. Yang artinya, semakin banyak juga hal-hal yang kita alami selama kita hidup. Ada yang baik, ada yang buruk. Hal yang baik membuat kita bahagia dan bersemangat untuk terus mencoba hal yang baru. Hal yang buruk bikin kita merasa gagal, terpuruk, dan ragu untuk mencoba lagi. Mungkin ini yang membuat tingkat kepercayaan diri kita ketika dewasa malah menurun dibandingkan ketika kita masih anak-anak.

Kadang, kalau gue ngelihat anak gue, gue merasa iri. Kok bisa ya dia kepikiran ngomong kayak begitu? Kok dia pede aja ya joget-joget di tengah supermarket? Kok dia berani ya ngungkapin isi pikirannya dengan sangat jujur? Ternyata, semakin lama gue mengenal gadis kecil berumur 5 tahun ini, semakin gue sadar kalau gue kalah banyak dibandingkan dia.

Waktu gue masih kecil, rasanya gue lebih berani untuk maju dan mencoba hal yang baru. Dulu gue pernah nyanyi di acara sekolah waktu TK. Gue juga pernah jadi MC di acara tahunan sekolah. Bukan cuma sekali, bahkan sampai 3 kali gue lolos audisi. Bahkan gue pernah nge-MC di acara natal sebuah mal di Bandung ketika gue masih kelas 3 SMP. Kalau diingat-ingat, ternyata gue yang dulu lumayan keren juga ya! But I no longer remember those good feelings!

Seiring berjalannya waktu, dengan studi yang gue pilih di bidang komputer, skill public speaking gue enggak terasah lagi. Ditambah dengan segala tantangan ketika gue jadi seorang Mommy, yang sempat membawa gue ke lembah depresi, segala hal baik tentang diri gue seolah-olah jadi terlupakan begitu saja. Kepercayaan diri gue merosot. Gue enggak lagi merasa diri gue autentik. It feels like I lost myself.

Finding Back Myself

Baru di waktu sekarang ini gue akhirnya mau belajar untuk keluar dari lembah itu dan mengumpulkan lagi jati diri gue. Gue pengen menemukan lagi siapa diri gue yang sebenarnya. Dan menemukan lagi kepercayaan diri gue yang hilang itu. Gue mau kembali jadi berani lagi untuk speak up! Untuk menunjukkan kemampuan gue. Untuk membagikan buah pikiran gue kepada kalian semua.

Ya, masa-masa yang berat pastinya akan selalu ada dalam hidup kita. Di masa-masa seperti itu, seringkali kita mempertanyakan harga diri kita. Seringkali kita merasa rendah diri, bahwa kita hanya seperti sebuah debu yang gak berarti. Ya, kita mungkin hanya debu. Tapi bahkan partikel debu yang paling kecil sekalipun punya bentuk yang berbeda-beda kalau dilihat di bawah mikroskop. Jadi bahkan debu sekalipun punya bentuk autentiknya masing-masing. Maka kita sebagai seorang manusia, meskipun hanya sebutir debu di alam semesta, bukan berarti kita jadi gak berguna dan menganggap diri kita gak ada artinya. Ada keseimbangan di antaranya, di mana kita bisa belajar untuk jadi percaya diri tapi tetap rendah hati sebagai seorang manusia biasa.

Percaya diri bukan berarti kita harus selalu tampil sempurna dan memiliki kepribadian narsistik yang menganggap kita adalah yang terhebat. Percaya diri yang sehat adalah ketika kita percaya bahwa kita memiliki kemampuan yang cukup untuk mencoba. Sehingga meskipun gagal, kita tidak perlu menghukum diri kita sendiri. Karena ya namanya juga mencoba. Bisa berhasil, bisa gagal. Ketika kita memiliki kepercayaan diri yang sehat, kita tentu juga bisa menerima kegagalan dengan lapang dada. Jadi, meskipun berada di situasi yang berat sekalipun, kita tetap tidak merasa kehilangan harga diri. Dan kita bisa tetap jadi seorang pribadi yang autentik yang layak untuk bersuara.

I want to be that kind of person again.

Dan kalau kalian sedang berada di persimpangan yang sama, yuk kita berjuang bersama-sama.

Thanks for reading this! Kalau kamu suka sama artikel ini, jangan lupa untuk share ke teman-teman kamu ya!

Leave your comment below. Dan follow juga Instagram @just.hilda untuk selalu dapat update terbaru dari blog Just Hilda. Jangan lupa share artikel ini ke teman-teman kamu juga ya!

Spread love,