Jadi…. Memang beberapa bulan ini gue agak kurang aktif nge-blog. Di samping karena ada kesibukan yang lain, juga karena gue lagi HAMIL, friends!! Haha! OMG!

Sebelumnya, mari gue ceritain singkat dulu ya. Kok bisa hamil lagi? Kirain anak udah umur 6 tahun, udah tutup pabrik aja selama-lamanya…

Memang, pernah maunya begitu. Karena kayaknya sudah cukup lelah dengan drama lahiran anak pertama gara-gara pre-eklamsia dan prematur. Jujur, takut kejadian berulang kembali. Meskipun, diam-diam di lubuk hati yang terdalam tersimpan juga keinginan untuk punya anak kedua. Makanya baju-baju bayi Kayla sampai sekarang masih gue simpan rapi di dalam lemari. Bahkan mainan-mainan bayi dan perlengkapan bayi pun banyak yang masih gue simpan, gak gue jual pre-loved.

Dalam hati tersimpan keraguan. Kalau punya anak lagi, gimana Kayla ya? Akankah dia bisa nerima gak jadi satu-satunya anak tunggal lagi? Bisa gak dia berbagi? And… Surprisingly… Dia yang terus-terusan minta pengen punya dede! Sering banget, sejak masa pandemi, dia tanya. Kenapa Kayla gak punya dede? Yang gue jawab dengan: “Ya belum dikasih sama Tuhan. Lagian sekarang masih pandemi. Bahaya kalau ada dede bayi.” Yang dia tafsirkan dengan: “Habis pandemi Tuhan akan kasih Kayla dede.” Erm… It’s not that easy, girl!

Tapi, seiring berjalannya waktu, Kayla mulai sadar kayaknya apa itu artinya jadi Cici. Pernah suatu waktu, di tempat lesnya, ada anak bayi yang suka diajak main sama sus-nya di playground. Dan setiap minggu Kayla akan main sama anak bayi itu, dengan telaten nemenin, perhatiin, jagain. Sampai suatu hari mamanya samperin gue dan tanya: “Kayla tuh pengen punya dede ya?” Hahaha! Ya ampun. Obvious banget ya?!

Bahkan waktu di sekolah pun kita dapat review dari 2 teacher-nya, bahwa Kayla itu ngemong banget kalau di kelas. So, dia akan jadi Cici yang sangat baik. Gue terharu banget!! Ya ampun… Gue gak nyangka anak gue semata wayang yang kebiasa manja sama gue di rumah, ternyata bisa bersikap seperti itu. Terbersit sebuah pemikiran dalam hati gue, kalau gue sampai punya anak lagi, nanti Kayla akan gak keurus, lalu dia akan punya luka batin anak sulung yang bikin janji gue ke dia waktu dulu dia berjuang di NICU jadi terlanggar. Tanpa gue sadari, ini adalah pemikiran toxic yang meracuni hati gue. Tanpa gue sadari, anak gue sudah melangkah keluar jauh lebih hebat dan dewasa daripada seorang bayi kecil yang masih tersambung selang bantu napas di dalam inkubator dulu. OMG…. *cry*

Hilda, saatnya hidup di masa kini dan melangkah ke masa depan. Saatnya berhenti terjebak di masa lalu.

The Road Goes On…

Maka akhirnya kami berdua deklarasi untuk mencoba punya anak kedua tahun ini. Kalau Tuhan kasih, ya syukur. Kalau tidak dikasih, berarti memang sudah jalannya Kayla jadi anak tunggal aja. Dan ternyata…. Dikasih, friends! Thanks Jesus!

Yes, I am older now! Beda banget rasanya hamil di umur 28 dan umur 35. Iyalah! Bedanya 7 tahun!

Tapi hari lepas hari gue jalanin, segala mual, capek, pegal dan segala macam perintilan hamil yang bikin gak nyaman, ya bisa aja sih dijalani sejauh ini. Belum lagi dengan histori pre-eklamsia gue, gue juga harus minum beberapa obat tambahan dan suplemen yang banyak banget! Dan 9 bulan itu rasanya memang lamaaaa banget ya. Sekarang aja gue baru ⅔ jalan, baru 6 bulan! Masih ada 3 bulan ke depan yang harus dilewatin bersama si bayi di dalam perut.

So, apa bedanya hamil di masa muda dan hamil di penghujung usia batas atas kehamilan yang disarankan dokter? LOL! Yang pasti mentalnya udah beda. Sekarang gue sudah tahu what to expect. Gue lebih realistis. Dan lebih dewasa menghadapi segala ketidaknyamanan ini.

Bedanya lagi, suami lebih suportif! Gak secuek dulu. Mungkin karena sudah pernah ngelewatin pengalaman rollercoaster yang dulu. Jadi sekarang dia lebih sigap dan perhatian kalau gue ada keluhan apapun.

Bedanya lagi, ada bocah kecil yang semangatin gue setiap hari! Setiap hari kasih kiss ke dede di perut dan peluk maminya kalau lagi capek, mual dan butuh penghiburan. Dan ini sih support terbesar buat gue rasanya. Karena dengan besarnya sayang dari Kayla, rasanya kehamilan kedua ini jadi jauh lebih mudah dijalani. It makes so much difference! Thank you, my lovely firstborn!

Jadi, apakah susah hamil di usia “tua”? Yaaa… Gue belum tua-tua amat sih. Masih banyak wanita yang hamil di usia lebih tua. Tapi pada dasarnya, badan boleh lebih renta, tapi mental kan udah lebih kuat yaa…!! So, kedua aspek ini saling menguatkan satu sama lain aja. Supaya bisa tetap melangkah maju menjalani kehamilan ini sampai akhir. Syukur-syukur bisa melahirkan dengan lancar tanpa ada drama lagi yaa.. Doakan kami, friends!!

Thanks for reading this! Kalau kamu suka sama artikel ini, jangan lupa untuk share ke teman-teman kamu ya!

Leave your comment below. Dan follow juga Instagram @just.hilda untuk selalu dapat update terbaru dari blog Just Hilda. Jangan lupa share artikel ini ke teman-teman kamu juga ya!

Spread love,