Doctor Strange in The Multiverse of Madness: 4 Pelajaran tentang Kesalahan
Kali ini gue mau ngebahas film terbaru dari MCU yang baru saja liris di awal bulan Mei 2022. Apa lagi kalau bukan Doctor Strange in The Multiverse of Madness!!
Film yang satu ini sangat fenomenal! Gue aja beli tiket nonton dari seminggu sebelumnya dan itu pun sudah dapat tempat duduk agak di bawah. Tapi penantian panjang untuk nonton film Doctor Strange yang kedua ini berbuah manis karena ternyata filmnya luar biasa seru dengan berbagai plot twist yang gak terduga.
Karena film ini sudah keluar lebih dari 3 minggu yang lalu, gue harap kalian semua sudah nonton filmnya ya! Karena seperti biasa, gue mau ngebahas tentang cerita film ini dan hikmah apa yang bisa kita ambil dari ceritanya yang unik, aneh dan penuh kejutan ini.
Ini dia 4 pelajaran tentang kesalahan dari film Doctor Strange in the Multiverse of Madness.
!! MAJOR SPOILER ALERT !!
ONLY PROCEED IF YOU’RE SURE THIS IS WHAT YOU WANT TO DO
1. Some things need to be done for the greater good even if it is against the rules
Yang pertama, kita mau belajar dari Wong. Seorang pustakawan yang sangat taat aturan di film Doctor Strange pertama dan sekarang telah naik pangkat menjadi Sorcerer Supreme menggantikan Ancient One.
Kita berkenalan dengan Wong pertama kali sebagai seorang yang sangat memegang peraturan. Berkali-kali dia ngomelin Strange karena dengan ceroboh melanggar peraturan yang telah ditetapkan Kamar Taj selama ratusan tahun. Meskipun demikian, di akhir film Doctor Strange pertama, akhirnya Wong mendukung ulah Strange yang menggunakan kekuatan Time Stone untuk mengalahkan Dormamu. Dan dia juga bahkan tidak berkomentar apa-apa ketika Strange melakukan dreamwalk ke dalam jasad Strange dari universe lain yang sudah terkubur berhari-hari di film ini.
“I don’t even wanna know,” itu yang dia bilang ketika melihat Strange dalam wujud zombie. Karena dia tahu ada tujuan lebih besar yang harus mereka capai, yaitu mengalahkan Scarlett Witch agar dapat mengembalikan kedamaian multiverse. Dan meskipun dia harus melanggar beberapa peraturan untuk mencapai tujuan itu, dia rela melakukannya meskipun dia adalah seorang Sorcerer Supreme.
Lesson learned: Peraturan memang dibuat untuk mengatur kehidupan manusia. Sayangnya, kebanyakan peraturan dibuat untuk kondisi ideal. Ketika sesuatu yang di luar kebiasaan terjadi, seringkali peraturan malah menjadi penghalang, bukannya solusi. Di saat-saat seperti inilah, sebagai manusia yang memiliki akal budi, kita seharusnya bisa menimbang apa yang lebih baik dilakukan. Tujuannya tentu saja adalah kebaikan banyak orang. Bisa jadi itu adalah grey area dan memang membutuhkan kebijaksanaan yang besar untuk menentukannya. Tapi satu hal yang pasti, jangan sampai manusia yang melayani peraturan karena seharusnya peraturan lah yang melayani manusia.
2. Some things you did are wrong, and you should forgive yourself for doing that
America memiliki kekuatan yang luar biasa. Dia dapat membuka portal ke universe lain hanya dengan kepalan tangannya. Sayangnya, dia tidak paham cara mengontrol kekuatannya. Dia hanya tahu bahwa kekuatannya akan aktif ketika dia merasa terancam. Dan tragisnya, ketika hal itu terjadi untuk pertama kalinya, dengan tidak sengaja kedua orang tua America terhisap ke dalam portal yang entah melempar mereka ke universe yang mana.
America merasa sangat bersalah karena telah melempar kedua orang tuanya ke universe yang asing. Dia berpikir bahwa dia telah membunuh kedua orang tuanya. Dan seumur hidupnya, dia memikul beban itu hingga dia tidak bisa benar-benar menerima kekuatannya yang luar bisa itu. Makanya dia tidak pernah tahu bagaimana cara mengontrol kekuatannya. Karena dia selalu hidup dalam penyangkalan dan berharap kekuatannya tidak pernah ada. Dia hidup dalam perasaan bersalah dan malah merasa tertekan akan kekuatannya yang luar biasa itu.
Lesson learned: Suatu hari kita pasti membuat kesalahan. Bisa besar, bisa kecil. Gak ada satu orang pun manusia yang gak pernah melakukan kesalahan. Yang pasti, ketika kita membuat kesalahan, kita harus berusaha memperbaikinya. Salah satu caranya adalah dengan meminta maaf kepada orang yang kita salahi dan berusaha memperbaiki diri agar tidak melakukan kesalahan yang sama lagi. Tapi di samping itu, kita juga harus memaafkan diri kita sendiri karena telah melakukan kesalahan tersebut. Terkadang, memaafkan orang lain malahan lebih mudah daripada memaafkan diri sendiri. Meskipun demikian, berdamai dengan diri sendiri adalah sebuah kewajiban agar kita bisa melangkah maju dalam kehidupan kita. Seperti America yang akhirnya belajar untuk mengontrol kekuatannya dan dapat membantu Strange mengalahkan Scarlett Witch setelah dia mengakui kekuatannya dan menerima bahwa kekuatannya adalah bagian dari dirinya yang tidak terpisahkan.
3. Some things are just not meant to be
Stephen Strange dihadapkan pada Christine yang akan menikah dengan seorang pria lain. Di saat itulah dia baru sadar bahwa dia mungkin telah menyia-nyiakan seseorang yang sebenarnya sangat berarti buatnya. Ditambah lagi, dalam perjalanannya menjelajah multiverse, Strange berkali-kali teringat akan segala perlakuan buruknya pada Christine. Dan bagaimana seharusnya dia bisa lebih menghargainya supaya hubungan mereka bisa berjalan dengan lebih baik.
Tapi ternyata, setelah berkelana ke berbagai universe, Strange menemukan bahwa semua versi dirinya tidak ada yang bisa berakhir bahagia bersama Christine. Bahkan ketika versi dirinya yang paling gelap sekalipun sampai menggunakan kekuatan Darkhold untuk bisa berakhir bahagia bersama Christine, tetap saja segala usahanya tidak ada yang berhasil.
Lesson learned: Ada hal-hal yang memang sudah seharusnya terjadi. Dan ada hal-hal yang diusahakan seberapa keras pun tetap tidak akan terjadi. Meskipun Strange – dan semua versi dirinya di semua universe – mencintai Christine, tetap saja kepribadian mereka tidak akan cocok dan hubungan mereka tidak akan pernah berhasil. Karena seperti permainan puzle, bila sebuah kepingan puzzle memang tidak coock, mau dipaksakan seperti apapun kepingan itu memang salah tempatnya. Dan bila tidak dipindahkan ke tempatnya yang seharusnya, puzzle itu tidak akan pernah selesai. Meskipun Strange sudah berubah, dari seorang yang sangat egois menjadi seorang superhero yang hebat, pada akhirnya Christine tetap menolak untuk bersama dengannya. Karena dia tahu mereka memang tidak bisa bersatu. Dan gak apa-apa. Memang enggak perlu dipaksakan. Suatu hari, mereka pasti akan menemukan kepingan puzzle yang cocok untuk mereka masing-masing. (Mungkin Clea lah kepingan puzzle Strange yang hilang. Lol!!)
4. Some things you want are just shouldn’t happen and you need to let it go (– even when you have the power to make it happen)
Buat kalian yang sudah nonton serial WandaVision, mungkin kalian gak heran melihat kondisi Wanda di awal film ini yang terlihat sangat mengenaskan. Di akhir cerita WandaVision, Wanda “kehilangan” Vison dan kedua anak kembarnya yang – sebenarnya – sejak awal memang enggak ada. Dia menciptakan semua ilusi itu sebagai caranya untuk memproses dukanya ketika dia kehilangan Vision dengan cara yang sangat menyakitkan. Buat kalian yang pengen ingat-ingat lagi tentang ceritanya, bisa cek post gue yang satu ini ya!
Tapi ternyata, ketika Wanda membebaskan Wetview dari sihirnya, dia enggak bisa begitu saja menerima kenyataannya. Dia terjebak dalam godaan Darkhold sehingga mempelajari sihir gelap yang membawanya kepada multiverse. Dengan kekuatannya yang luar biasa besar, Wanda dihadapkan pada pilihan: Apakah dia bisa menerima kenyataan bahwa kedua anaknya memang tidak ada atau dia akan menggunakan kekuatannya untuk bisa kembali memiliki kedua anaknya dengan cara yang salah? Dan ternyata, Wanda memilih pilihan yang kedua, sehingga mengubah Wanda menjadi seorang tokoh yang jahat bernama Scarlett Witch.
Lesson learned: Power (– bentuknya bisa kekuatan supernatural seperti milik Wanda, atau kuasa, kedudukan dan pangkat dalam kehidupan di dunia nyata), adalah hal yang sangat menggoda. Bila kita menginginkan sesuatu tapi kita memang tidak memiliki kuasa untuk mendapatkannya, dengan mudah kita akan menyerah. Tapi ketika kita memiliki kuasa untuk mendapatkannya, kita akan sangat tergoda untuk tetap memperjuangkannya meski dengan cara yang salah. Di sini lah kebijaksanaan kita diuji. Bisakah kita melakukan apa yang benar meskipun kita mampu untuk mengubah keadaan menjadi seperti apa yang kita inginkan? Ataukah kita akan menyalahgunakan kuasa kita untuk mendapatkan apa yang kita inginkan meskipun dengan cara yang salah?
Untunglah dalam film Doctor Strange kedua ini, meskipun Wanda memulainya sebagai seorang penjahat, dia mengakhirinya sebagai seorang superhero yang hebat, sebagaimana karakternya yang seharusnya. Berkali-kali dia bilang “I’m not a monster, I am a mother,” untuk memvalidasi kejahatan yang dia lakukan. Tapi pada akhirnya dia sadar bahwa dia memang telah berubah menjadi seorang monster ketika kedua anaknya memandanginya dengan ketakutan. Pada akhirnya dia memilih untuk melakukan apa yang benar. Meskipun dia menghancurkan dirinya sendiri dalam prosesnya.
Nah itu dia 4 pelajaran tentang kesalahan dari film Doctor Strange in the Multiverse of Madness. Mana yang paling kena buat kamu? Adegan mana yang paling kamu suka dari film ini? Yuk bagiin di kolom komentar di bawah ya!
Thanks for reading this! Kalau kamu suka sama artikel ini, jangan lupa untuk share ke teman-teman kamu ya!
Leave your comment below. Dan follow juga Instagram @just.hilda untuk selalu dapat update terbaru dari blog Just Hilda. Jangan lupa share artikel ini ke teman-teman kamu juga ya!
Spread love,
2 Comments
Adi Saja
3 years agoWah keren nih. Dari kemaren mau bikin review Dr. Strange belum sempet-sempet. Iya, setuju kadang kita memang harus belajar dari kesalahan karena kita mungkin tidak akan bisa menghindarinya.
Sedih banget waktu tahu kalau Dr. Strange di universe yang lain juga tidak begitu bahagia.
Ulasan mantap, khususnya bagian lesson learned.
Salam kenal dan terima kasih.
Hilda Aja
3 years agoWah. Makasih, Kak! Senang banget dengernya. Salam kenal juga ya!
Benar banget, kasihan juga Strange yang lain gak ada yang bahagia. Semoga di film ketiga Strange bisa nemuin happy ending sama Clea..