Akhirnya masa-masa kita #DiRumahAja sudah hampir selesai nih. Pelan-pelan semua orang mulai beralih ke new normal. Di mana kita mulai kembali ke aktifitas kita yang biasa tapi dengan protokol kesehatan yang lebih ketat.

Enggak bisa dipungkiri, tiga bulan terakhir ini udah banyak banget mengubah hidup gue. Gue rasa kalian juga merasakan hal yang sama. Benar-benar sebuah pengalaman baru di mana kita “terpaksa” terkungkung di rumah dan enggak bisa melakukan hal-hal yang dulu kita anggap biasa. Tapi, buat gue, tiga bulan terakhir ini udah mengungkap beberapa fakta menarik yang selama ini enggak gue sadari. Coba kalian baca dan kasih tahu gue apa kalian juga mengalami hal yang sama ya.

1. Tanpa nge-mall dan jajan di luar ternyata kita bisa nabung lebih banyak

Selama ini gue pergi ke mall udah kayak kebiasaan yang normal aja. Seminggu pasti deh pergi ke mall paling enggak 3x. Dan kalau pergi ke mall, pasti ada aja yang dibeli. Entah itu kaos lucu yang lagi diskon, atau frozen yogurt, atau, racunnya semua orang, boba yang harganya super overprice!

Tapi itu semua gue anggap sebagai sesuatu yang normal. Gue beli barang-barang itu tanpa mikir dua kali. Karena gue menganggap uang yang gue pakai untuk beli barang-barang itu sudah ada pos nya sendiri dalam budgeting keuangan pribadi gue. Dan selama ini gue tetap bisa hidup nyaman meskipun gue jajan barang-barang itu secara reguler.

Ternyata, yang gak gue sadar adalah jumlah uang yang gue keluarkan untuk barang-barang yang sebenarnya enggak terlalu gue butuhin itu cukup besar kalau diakumulasi. Gue baru sadar setelah tiga bulan diam di rumah dan berhenti jajan atau shopping barang-barang itu, lalu gue cek jumlah tabungan gue, ternyata sisanya di akhir bulan lebih banyak daripada biasanya. Dan ternyata, gue pun baik-baik aja meskipun enggak jajan boba sesering itu. Gue juga baik-baik aja meskipun enggak beli kaos sebanyak itu. Justru gue jadi bisa nabung lebih banyak buat tujuan hidup gue yang lain yang pastinya lebih berguna ke depannya nanti. Isn’t that cool?!

2. Makanan enak di restoran ternyata bisa kita masak sendiri di rumah

Gue termasuk orang yang suka banget makan di luar. Setiap weekend gue biasanya selalu makan di luar sama keluarga gue. Coba restoran baru. Atau pergi ke restoran favorit. Sekalian supaya gue bisa cuti masak di dapur juga (– karena masak tiap hari itu melelahkan, ya kan Moms?!).

Gara-gara karantina di rumah tiga bulan ini, gue pun mau gak mau jadi mengurangi frekuensi makan masakan restoran. Selain karena mengurangi resiko penyebaran COVID, rasanya bosan juga kalau nganggur di rumah doang. Jadi pengennya ya masak di dapur sendiri aja gitu.

Nah, karena jadi sering masak, kan bosan juga kalau masak makanan yang sama itu-itu lagi. Jadi, gue pun semakin iseng cari-cari resep di internet supaya variasi makanan di rumah lebih beragam. Ternyata, banyak banget orang yang posting resep masakan rumahan ala restoran-restoran terkenal loh! Kayak beef yakiniku, fish and chip, steak atau sushi. Jadi, kalau kita mau usaha sedikit lebih, kita bisa mereplika masakan restoran itu di rumah. Dan pastinya, kalau masak di rumah, kita bisa lebih menjamin kebersihannya juga kualitas bahan yang kita pakai kan.

Jadi, keluarga kita bisa makan makanan enak, higienis dan berkualitas dengan pengeluaran belanja yang lebih murah daripada makan di restoran. Ya, mungkin rasanya memang enggak akan bisa persis sama dengan hasil masakan chef yang berpengalaman. Tapi ini bisa jadi solusi supaya kita bisa mengurangi resiko penularan virus COVID dan mengurangi pengeluaran bulanan kita juga loh.

3. Sepatu, tas dan baju branded ternyata enggak terlalu penting kalau kita cuma diam di rumah dan gak ketemu siapa-siapa

Sebelum masa karantina di rumah, gue sempat beli sebuah dress yang cakep banget. Harganya lumayan, tapi gue tetap beli karena gue pikir pasti akan kepake buat pergi ke undangan pernikahan. Yaaa… Dalam tahun ini pasti bakal ada lah teman yang menikah. Or so I thought...

Ternyata sekarang semua pesta pernikahan ditunda atau bahkan gak ada sama sekali. Semua kegiatan sosial yang mengumpulkan banyak massa dilarang. Jadi, gue rasa gue enggak akan pergi ke pesta pernikahan dalam beberapa bulan ke depan. Maka, dress cakep yang gue beli di awal tahun itu, harus teronggok di dalam lemari sekian lama, tanpa bisa gue pakai ke mana-mana. Oh sedihnya!

Selama ini, kita gampang terlena dengan barang branded. Barang mahal kualitas juga pasti bagus. Jadi kita pasti akan condong untuk memilih barang-barang berkualitas itu. Tapi, ketika kita cuma diam di rumah, tanpa ada seorang pun yang bisa kita temui, barang-barang branded ini jadi kehilangan maknanya. Buat apa gue pakai dress cantik sambil nonton TV di rumah? Lebih enak pakai kaos katun jelek dan celana pendek dong!

Sama halnya juga dengan dompet, sepatu dan tas branded yang biasanya jadi barang favorit gue. Semuanya jadi enggak terpakai karena gue enggak bersosialisasi ke luar juga. Selama 3 bulan ini, kalau gue keluar rumah pun gue selalu pakai tas yang sama. Sandal yang sama. Gue enggak terlalu pusingin mix and match outfit karena fokus gue terarah pada hand sanitizer dan masker. Itu yang jadi prioritas gue sekarang. Bahkan gue udah lama banget deh gak pakai lipstick. Karena enggak ada gunanya juga pakai lipstick kalau kita pakai masker kan. Yang ada malah warna lipstick-nya nanti nempel ke masker.

Sehingga akhirnya, gue pun jadi sadar apa yang esensial dalam hidup ini. Dan itu bukanlah merk tas, sepatu atau baju yang gue pakai. Bukan juga seberapa cantik gue dandan. Tapi apakah gue cukup sehat untuk bisa bangun besok pagi. Cuma itu aja yang perlu gue jaga setiap hari.

4. Apa yang selama ini kita anggap penting ternyata kalah pentingnya dibandingkan keluarga dan kebersamaan

Jadi ceritanya, gue sudah mulai nulis lagi sejak Si Kecil masuk sekolah. Gue curi-curi waktu buat nulis sambil nungguin dia sekolah. Jadi gue bisa mojok di kafe tanpa ada yang ganggu dan bisa benar-benar konsentrasi nulis buku yang memang udah gue targetin pengen gue beresin tahun ini.

Tapi apa daya, COVID tiba-tiba menyerang dan anak gue enggak boleh pergi ke sekolah lagi. Jadi gue terkungkung di dalam rumah dengan suami yang kerja dari rumah dan anak gue sekolah dari rumah.

So, I kiss my writing goodbye!! Karena gue enggak bisa nulis kalau enggak bisa konsentrasi. Dan gue gak akan bisa konsentrasi kalau suasana enggak hening. Belum lagi harus masak, beresin semua kebutuhan Si Kecil, ngatur sekolah online-nya Si Kecil dan harus share ruang kerja sama suami gue. Argh!!! It’s so hard!

Awalnya gue sedih karena gue stuck (- AGAIN!!)! Kapan buku gue bakal kelar kalau begini? Target gue meleset lagi. So many changes and new responsibilities. Gue merasa arah tujuan hidup gue jadi belok lagi. Dan yang paling bikin gue sedih adalah gue merasa waktu yang gue butuhin buat mencapai cita-cita gue jadi terulur lagi. Sedih banget rasanya!

Tapi ketika akhirnya gue menerima keadaan ini, gue baru menyadari apa yang penting dalam hidup gue. Bukan cita-cita gue. Bukan karya gue yang mendapat pengakuan banyak orang. Tapi keluarga gue yang selalu ada di sisi gue. Selama tiga bulan ini selalu berdekatan sama mereka, gue merasa relasi kami jadi semakin dekat. Iya, pasti jadi makin banyak gesekan. Tapi kami jadi lebih saling mengerti satu sama lain.

Karena suami enggak sibuk bolak-balik ke kantor setiap hari, kita jadi punya lebih banyak waktu buat ngobrol. Anak gue pun, meskipun sedih karena enggak bisa pergi ke tempat-tempat yang dia suka, berusaha untuk menyesuaikan diri dengan caranya sendiri. Hati gue meleleh banget setiap kali dia lari lalu meluk kaki gue sambil bilang, “Mommy, I love you!” tanpa ada sebab yang jelas. Dan karena kami lebih banyak di rumah selama ini, dia jadi lebih sering ngelakuin ini. Which I loooovvvee so much!!

So, I think I made peace with my dreams. Gak apa-apa terulur sedikit lagi. Gue lebih memilih untuk memiliki momen ini sekarang. Pencapaian cita-cita bisa ditunda. Tapi pertumbuhan Si Kecil dan waktu yang gue lewatkan bersama suami enggak akan bisa terulang. Jadi, selagi masih ada waktu untuk kami berkumpul bersama, gue akan memilih mereka daripada cita-cita gue. They are far more important for me.

Itu dia 4 fakta menarik yang gue pelajari selama karantina di rumah. Apa kalian merasakan hal yang sama? Atau ada hal-hal lain yang kalian alami dan pengen kalian bagi? Silakan tinggalin di kolom komen yaa!

Thanks for reading this! Kalau kamu suka sama artikel ini, jangan lupa untuk share ke teman-teman kamu ya!

Leave your comment below. Dan follow juga Instagram @just.hilda untuk selalu dapat update terbaru dari blog Just Hilda. Jangan lupa share artikel ini ke teman-teman kamu juga ya!