Pernahkan kamu mendengar tentang negative core belief – atau yang disingkat dengan NCB? Gue belajar tentang hal ini dari sesi trauma healing yang dulu gue ambil. NCB adalah sebuah nilai negatif yang secara tidak sadar kita pegang tentang diri kita sendiri. NCB seringkali menggiring persepsi kita menjadi begitu buruk, padahal apa yang sebenarnya terjadi tidak seburuk itu. NCB tertanam dalam alam bawah sadar kita karena cara kita dibesarkan atau karena nilai-nilai yang ditanamkan sejak kita masih kecil.

Ada banyak sekali NCB. Tapi salah satu yang mau gue bahas kali ini adalah perasaan bersalah ketika kita merasa hidup kita berjalan dengan baik.

Hah?! Aneh banget. Kalau hidup kita baik adanya, kok malah ngerasa bersalah sih?

Iya, aneh memang. Tapi gue punya NCB ini karena tanpa gue sadari, gue memandang hidup ini sebagai sesuatu yang sulit untuk dijalani. Hidup itu selayaknya susah. Hidup itu harus berusaha. Gak ada orang yang bisa hidup dengan gampang. Kasarnya: pain is the way of life!! Wekkk…. Sedih bener ya.

Kenapa gue bisa punya NCB ini? Entahlah! Ada banyak faktor gue rasa. Dari pendidikan di sekolah yang terbiasa dengan reward and punishment mungkin, juga dari media-media yang sering memberitakan betapa sulitnya hidup ini, banyak lah! Yang mana semuanya terakumulasi menjadi sebuah perasaan bersalah ketika hidup gue berjalan sebagaimana yang gue harapkan. Dan gak bisa dipungkiri, mungkin karena gue pernah mengalami trauma, gue juga jadi merasa bahwa gue gak berhak bahagia. Gue merasa bersalah ketika gue bahagia. Aneh ya?!

How to Breakaway from NCB?

Pertama, kita harus sadari dulu bahwa NCB kita itu enggak benar. Kepercayaan yang sudah mengakar di dalam pikiran kita itu salah! Cara gue berpikir bahwa gue gak berhak bahagia itu salah. Langkah pertama untuk memulai keluar dari lingkaran setan itu adalah dengan meyakinkan diri bahwa gue layak bahagia.

Kedua, ketika sudah menyadari NCB kita, kita perlu melakukan action untuk menangkal NCB itu balik lagi. Sebagai contoh, ketika gue melakukan sesuatu yang menyenangkan dan gue merasa bersalah, gue bukannya berhenti melakukan hal itu. Tapi gue tetap melakukannya sampai gue merasa benar-benar puas! Untuk membuktikan bahwa kepercayaan gue selama ini bahwa gue gak boleh bahagia itu salah. Dan bahwa ketika gue bahagia, gak ada yang salah. Itu adalah sesuatu yang wajar dan berhak gue lakukan. Kepercayaan gue yang selama ini gue pegang lah yang salah.

Ketiga, jangan tolak emosi yang datang ketika NCB meruak ke luar. Dalam kasus gue, yang gue rasakan adalah perasaan takut dan sedih ketika sesuatu yang membahagiakan datang. Dalam kasus kalian, mungkin kemarahan atau emosi lain yang keluar. Rasakan emosi itu. Biarkan dia lewat. Lakukan sesuatu untuk melampiaskannya dengan sehat. Dan ketika emosi itu sudah berlalu, sadarilah bahwa hal-hal itu bermula dari NCB yang salah.

Nah yang terakhir nih. Kita juga perlu banget belajar hari lepas hari untuk semakin mampu mengontrol NCB itu. Timpa negative core beliefs itu dengan positive core beliefs. Kalau konselor gue pernah mengajari gue untuk melakukan afirmasi positif. Caranya, berdirilah di depan cermin, letakkan tanganmu di dada, lalu ucapkan dengan lantang: “Aku layak bahagia!”

Awalnya akan terasa aneh. Tapi semakin lama dilakukan, kita akan semakin terbiasa hingga lama kelamaan kita gak perlu lagi mengucapkannya di depan cermin. Karena afirmasi positif itu sudah mendarah daging di dalam diri kita sendiri. Dan mengubah pola pikir kita menjadi lebih positif.

Thanks for reading this! Kalau kamu suka sama artikel ini, jangan lupa untuk share ke teman-teman kamu ya!

Leave your comment below. Dan follow juga Instagram @just.hilda untuk selalu dapat update terbaru dari blog Just Hilda. Jangan lupa share artikel ini ke teman-teman kamu juga ya!

Spread love,