Hai friends! Sudah 2 bulan lebih blog ini gak di-update. Buat kamu yang kenal gue, mungkin udah pada tahu apa yang terjadi. Kenapa seri blog Curhat Bumil yang baru gue bikin #1 nya itu berhenti begitu saja. It took so long for me to have the courage to tell you this. It’s not the complete story, but I will try to tell you shortly.

Jadi, gue keguguran di usia kandungan 6 bulan. Gue sedih banget. Gue sudah nangis berember-ember air mata. Kejadiannya sangat tiba-tiba. Penyebabnya adalah solutio placenta. Buat yang gak tahu apa itu, silakan klik di sini. Solutio placenta itu sebenarnya sangat jarang terjadi. Kalaupun terjadi, biasanya tingkat keparahannya tidak separah yang gue alami sehingga si bayi masih bisa diselamatkan. Tapi entah kenapa di kasus gue, tingkat keparahannya itu benar-benar parah sehingga dalam sekejap anak gue sudah bertemu dengan Sang Pencipta. Kenapa bisa terjadi? Karena lagi-lagi gue mengalami hipertensi pada kehamilan yang dulu juga menyebabkan gue mengalami pre-eklamsia, seperti yang gue ceritakan di buku gue My Tiny Miracle.

Sejujurnya, kami sudah bersiap-siap kalau pre-eklamsia terjadi lagi. Kami sudah menyiapkan dana dan mental kalau sampai harus merawat bayi prematur lagi. Tapi kami gak pernah menyangka akhirnya akan jadi seperti ini. Anak kedua kami harus meninggal di dalam kandungan sementara gue mengalami pendarahan hebat yang sangat membahayakan nyawa gue.

Di hari itu, kami tidak pernah menduga sama sekali hal ini akan terjadi. Ya, gue mengalami hipertensi. Tapi setelah bed rest 2 minggu, gue pikir kondisi gue sudah lebih stabil. Tapi pagi itu tiba-tiba gue mengalami kontraksi yang diikuti pendarahan. Maka kami segera pergi ke rumah sakit. Dan di sanalah kami tahu bahwa anak kami sudah meninggal di dalam pelukan rahim gue.

Setelah itu gue menjalani operasi caesar CITO (– darurat). Dan selama menjalani operasi itu, gue hanya berdoa bahwa gue tetap bisa ada di sini untuk merawat Kayla. Dan Tuhan mengabulkan doa gue. Gue tetap ada di sini, meskipun dengan hati yang hancur karena anak kedua gue sudah enggak ada begitu saja dalam sekejap mata.

Gue mencoba mencari jawaban, mulai dari dokter sampai jurnal medis pun gue pelajari. Kesimpulannya, pre-eklamsia dan hipertensi kehamilan ini masih merupakan misteri besar yang sampai saat ini dunia kedokteran pun belum menemukan penyebabnya, apalagi pengobatannya. Enggak ada yang bisa gue lakukan untuk mencegah ini terjadi. Tubuh gue bereaksi begitu aja terhadap kehamilan. Dan gue gak bisa menghentikannya. Baik dengan bed rest, dengan afirmasi positif setiap hari, bahkan berdoa setiap hari pun tidak bisa menghentikannya.

Gue beruntung di kali pertama karena Kayla bisa survive. Entah kenapa kali ini bisa terjadi begitu parah di usia kandungan yang lebih muda di anak kedua gue. Semuanya misteri. Jadi kalau kalian udah baca blog ini dan ketemu gue di jalan, tolong jangan tanya kenapa bisa hipertensi ya. Gue pun ga paham. Gue pun gak punya jawabannya. It just happens.

My maternity shoot with Ilena, 2 hari sebelum kepergiannya

So, itu sekilas cerita tentang anak kedua kami Ilena Jovanka Lasmono. Dia sangat cantik dan lucu. Matanya cantik seperti cicinya. Gue sempat menggendongnya setelah gue sadar sehabis operasi. Gue peluk dan cium dia. Anak yang sangat cantik dan mirip sekali dengan Kayla. I would’ve loved to have the two of them. But now that I can’t, I have to keep on living with that pain inside of me.

The pain of grief will never disappear. It will loosen up. It get easier. But will never completely gone. And if I wait for it to completely gone to start living again, I will never ever live my life again. So I choose to do both simultaneously, healing and living. Hope I can do it properly while keeping her memory inside my heart.

Jadi inilah gue. Dengan luka baru yang tertoreh di hati gue. Saati ini gue lagi memandangi padi di Tegalalang dengan bebek-bebek yang berbaris menyusuri pematang sawah. Berusaha menata hati gue lagi. Berusaha untuk bangkit kembali. Sedikit demi sedikit. Semoga hari-hari ke depan bisa lebih baik kepada gue. Dan semoga gue bisa terus belajar untuk merawat luka ini dan menjadi lebih mahir dalam memahami apa yang diri gue butuhkan. Sending my love to all of you who have ever gone through this kind of pain in your life. Now I know and understand that it is so hard. Let’s try to keep on living even though it hurts.

Thanks for reading this! Kalau kamu suka sama artikel ini, jangan lupa untuk share ke teman-teman kamu ya!

Leave your comment below. Dan follow juga Instagram @just.hilda untuk selalu dapat update terbaru dari blog Just Hilda. Jangan lupa share artikel ini ke teman-teman kamu juga ya!

Spread love,