“Gue akan menghabiskan hari weekend ini tidur seharian di rumah karena gue sudah 5 hari kerja keras non-stop!”

“Gue bosan banget nih! Enakan ke mana ya weekend ini? Ada mal yang baru buka gak? Atau ada tempat nongkrong baru yang asyik gak?”

“TGIF!” – yang artinya: “Thank God it’s Friday!”

Kalimat-kalimat di atas adalah macam-macam kalimat yang mungkin sering kita ucapkan menjelang akhir pekan. It sounds a bit funny actually because it’s as if we only start living on Friday 5 PM – atau jam berapapun pekerjaan kamu selesai di hari Jumat.

Let’s do some simple math. Dalam satu hari terdapat 24 jam. Anggaplah jam tidur kita ini rata-rata 8 jam. Dan jam kerja kita normalnya 8 jam per hari ditambah 1 jam istirahat. Lalu misalnya rumah kita tidak terlalu jauh dari kantor, yang artinya kita hanya menghabiskan waktu untuk 2 jam untuk perjalanan pulang-pergi kantor. Ditambah 1 jam untuk sarapan dan mandi pagi, dan 1 jam lagi untuk mandi sore dan makan malam. Maka berapakah waktu yang kita miliki untuk diri kita sendiri setiap hari?

n = 24 jam – 8 jam tidur – 8 jam kerja – 1 jam istirahat siang – 2 jam perjalanan – 1 jam makan pagi – 1 jam makan malam

maka: n = 3 jam

Geez! Hanya 3 jam sehari?! Belum lagi kalau jalanan Jakarta lagi enggak bersahabat. Atau kalau ternyata pekerjaan kita belum selesai dan masih harus lembur sampai larut malam. Akankah kamu punya cukup waktu untuk dirimu sendiri??

Enggak heran ya mayoritas orang amat sangat mendambakan dan menunggu-nunggu weekend datang – dan paling membenci yang namanya hari Senin.

Sayangnya, kita enggak bisa menambah jumlah jam dalam satu hari. Bahkan Albert Einstein sekalipun enggak akan bisa bikin satu hari jadi 25 jam! Semua orang sama saja, hanya punya waktu 24 jam dalam sehari. Dan bila dalam jangka waktu 24 jam itu, dalam sebagian besar waktunya kamu terpaksa melakukan sesuatu yang tidak kamu nikmati, kamu tinggal menunggu saja hingga depresi datang menyerang – yang biasanya berlanjut menjadi sakit fisik. Trust me! It happens!

 

So how should I live?! Gimana caranya gue bisa menikmati hidup gue?!

Sebenarnya gampang. Lihat rumus perhitungan di atas. Waktu yang paling banyak kamu habiskan dalam satu hari adalah untuk tidur dan pekerjaanmu. Karena kita tidak bisa mengganggu gugat waktu tidur, yang tersisa hanyalah waktu kerjamu. Correct?!

Bayangkan bila dalam sepertiga waktu hidupmu dalam sehari, kamu habiskan untuk melakukan sesuatu yang enggak kamu nikamti. Aku yakin dalam dua pertiga waktu sisanya,  kehidupanmu pun enggak akan bisa kamu nikmati. Kenapa? Karena dalam sepertiganya kamu tidur, dan sepertiganya lagi akan dipengaruhi oleh mood lingkungan kerjamu.

So in the end, your work actually define how you live. If you love your work, you will come to love your life. If you hate your work, you will eventually hate your life.

 

So I hate my work. Does that mean I have to stop working?

Of course not! If you do that, then you are a quitter! And winners never quit!

Bila kamu berhenti dari pekerjaanmu yang sekarang lalu berharap pekerjaanmu yang berikutnya pasti berubah menjadi lebih menyenangkan – percayalah, itu tidak akan terjadi! Hanya ada satu cara untuk membuat pekerjaanmu menjadi menyenangkan: Live your passion!

 

So what is passion?

Itu adalah sesuatu yang sangat kamu sukai. Sesuatu yang akan tetap kamu lakukan meskipun kamu tidak dibayar. Sesuatu yang kamu sangat mahir mengerjakannya. Sesuatu yang membuat orang-orang terkesima ketika melihat hasil yang kamu buat. Sesuatu yang terpeta di dalam DNA-mu. Kamu tidak memintanya, namun hal itu ada di dalam dirimu sejak kamu lahir dan kamu tidak bisa mendapatkannya dari orang lain.

Rumit? Sebenarnya tidak!

Banyak orang berpikir bahwa yang namanya passion itu harus sesuatu yang keren. Seperti misalnya seorang penyanyi, pelukis atau penemu. Padahal, yang namanya passion bisa sesimpel mencintai anak-anak atau orang tua. Bisa juga seumum membuat kue atau kopi terenak. Atau juga segila menyentuh hati seseorang lewat tulisan – this is mine, by the way ?.

Intinya, passion tidak harus selalu sesuatu yang sulit. Passion may seem out of your reach. But actually it is exactly in your reach. Because it is in your DNA! You just have to find it!   

 

Well, I have a passion. But I don’t think I can make a living with that.

Yup! That is true. Dan memang inilah tantangannya dalam menghidupi passion kita. Karena itulah kita harus berani untuk melangkah sambil menyusun strategi. Kita tidak boleh melangkah dengan mata yang tertutup.

Tapi bila kamu tidak yakin passion-mu mampu menghidupimu, pikirkanlah lagi apa arti passion itu. Passion adalah sesuatu yang sangat mahir kamu lakukan. Dan orang-orang terkesima ketika melihat hasil yang kamu buat. Jadi, bila kamu memang semahir itu dalam melakukan sesuatu, apa mungkin hal itu tidak mendatangkan penghasilan untukmu? I guess not!

Passion and profit may not always align. But when you can bring them closer together, that’s how your life is going to be a life worth living!

 

 

Mari kita kembali ke rumus perhitungan di atas.

Sekarang bayangkan bila 8 jam kerjamu tidak terasa seperti bekerja. Bayangkan bila 8 jam kerja itu berubah menjadi 8 jam eksplorasi, pengembangan diri dan bermain. Bukankah hidupmu akan menjadi jauh lebih menyenangkan?

Well, aku rasa, bila kamu sudah bisa mencapai tahap itu, kamu tidak perlu lagi menunggu akhir pekan untuk bersenang-senang. And you will truly live every single day!

 

Spread love, not hatred…

hiLda