Ini adalah kisah cinta sepasang sejoli. Tapi mereka bukanlah manusia, melainkan dua ekor giant panda dari China. ?

Kalau lo lihat kedua panda yang lucu ini di River Safari Singapore, lo pastinya ngiri sama Kai Kai dan Jia Jia deh. Karena mungkin kehidupan mereka jauh lebih mewah daripada kita. Haha!

Gimana mewahnya kehidupan mereka? Nih gue kasih tahu.

 

The Home

Begitu masuk ke kandang Kai Kai dan Jia Jia, udaranya berbeda banget sama di luar. Ruangan yang besar itu difasilitasi dengan full AC yang bikin udara sejuk banget. Makanya rasanya enak banget begitu masuk ke sana setelah berpanas-panas jalan-jalan outdoor di sepanjang sungai River Safari.

Bukan cuma sejuk, kandang mereka pun sama sekali enggak kayak kandang binatang biasa. Karena sangat luas dan dihias dengan berbagai pepohonan. Bahkan air terjun. Hahaha! Dan gak kayak di Taman Safari Jakarta, kita bisa ngelihat mereka langsung tanpa dibatasi kaca.

 

The Food

Makanan mereka dipersiapkan oleh ahli-ahli nutrisi setiap harinya. Kalau panda-panda lainnya cuma bisa makan bambu aja tiap hari, di sini mereka bisa makan makanan kesukaan mereka setiap hari. Bukan cuma itu aja, makanan mereka pun ditata dengan cantik yang mungkin gak kalah cantiknya dari makanan di restoran bintang lima milik Gordon Ramsay.

 

Gak cuma makanan pokok mereka aja yang dipersiapkan secara khusus. Mereka pun menikmati snack khusus yang disiapkan spesial buat mereka. Namanya Wua Tou atau Panda Cake. Kue ini dimasak dengan cara dikukus. Pengen tahu apa isinya? Baca di bawah ini ya.

 

The Profile

Siapapun yang masuk ke sana, bakal dengan mudah mengenali Kai Kai dan Jia Jia meskipun belum kenal sama mereka dari awal. Tempat tinggal mereka dilengkapi dengan berbagai informasi lengkap mengenai mereka. Jadi mereka gak perlu tuh punya profile Facebook atau Instagram. Haha!

Seperti yang lo baca di sini, isi profile mereka bukan cuma tentang siapa mereka aja. Tapi juga tentang kebiasaan mereka dan special features yang mereka punya. Lucunya, ternyata Jia Jia punya garis hitam di pundak yang lebih tipis daripada panda pada umumnya. Dan Kai Kai ternyata punya bentuk kepala yang mirip bawang.

Oh ya, by the way, kalian tahu gak kalau mereka berdua punya satu episode khusus di National Geography yang menceritakan tentang persiapan mereka waktu mereka mau didatangkan ke Singapore? They are famous, guys!!

 

The Love Story

Kai Kai dan Jia Jia tinggal dalam dua kandang yang bersebelahan. Awalnya gue gak paham kenapa mereka harus dipisahkan. Bukannya mereka sengaja dikirim sebagai pasangan biar bisa berkembang biak? Ternyata, pada dasarnya panda memang makhluk yang solitary. Artinya di alam bebas pun mereka terbiasa hidup sendiri. Makanya mereka cuma ketemu setahun sekali ketika musim kawin yaitu di antara bulan Maret dan Mei.

Setahun sekali pintu yang membatasi kedua kandang mereka ini akan dibuka supaya mereka bisa saling bertemu. Lucu banget ya! Romantic but kinda sad. Seolah-olah cinta mereka hanya dibatasi oleh satu penghalang ini doang. (Halah!)

 

The Background Story

Di sini kita pun bisa belajar banyak tentang binatang panda. Ada banyak panel edukasi yang bisa kita baca untuk mengetahui lebih banyak tentang binatang monokrom yang lucu ini.

Ini salah satu favorit gue. Ini adalah legenda panda. Katanya dulu semua binatang panda warnanya putih. Lalu suatu hari seekor leopard menyerang seekor anak panda. Untungnya, seorang penggembala yang baik hati berhasil melindunginya. Namun penggembala itu terbunuh dalam misi penyelamatannya. Seperti adat di sana, para panda mengenakan sarung tangan hitam ketika menghadiri pemakaman. Karena mereka menangis mereka mengusap mata mereka sambil masih memakai sarung tangan hitam itu. Mereka juga menutup telinga mereka untuk mengusir suara tangisan di pemakaman. Sarung tangan hitam itulah membuat tubuh mereka tertutup bulu hitam. Dan sejak saat itu mereka jadi hitam-putih sampai sekarang.

Tapi ternyata panda gak selamanya hitam-putih loh. Ketika lahir, panda berwarna pink seluruh tubuhnya karena belum tertutup bulu. Setelah 10 hari bulu-bulu hitam-putih mulai menutupi tubuhnya. Dan dalam waktu singkat dia bisa membesar hingga memiliki bobot 100 kg. Wow!

Dan berbeda dari jenis-jenis beruang lainnya, ternyata cuma panda yang punya “jempol”. Karena jempolnya panda bukan jempol beneran kayak punya kita, tapi adalah tulang telapak tangan yang memanjang. Berbeda dengan Sun Bear yang punya cakar panjang dan melengkung untuk makan serangga dan madu. Dan berbeda juga dengan Polar Bear yang memiliki telapak lebar dan sedikit berselaput untuk berenang.

 

The Introvert Jia Jia

Kedua panda ini ternyata juga punya sifatnya masing-masing seperti yang dijelaskan di profile mereka masing-masing. Gak seperti Kai Kai yang pada dasarnya lebih banci tampil, Jia Jia lebih pendiam dan pemalu. Makanya kadang-kadang dia lebih suka beristirahat di kamar pribadinya.

See! How luxurious these pandas lives are! They even have their own private room! ?

Kamar pribadi Jia Jia ini bisa dia masukin lewat sebuah pintu yang tersembunyi di balik air terjun di kandangnya.

Sedih banget karena waktu gue ke sana Jia Jia lagi ngumpet di kamarnya pribadinya. Ya, paling enggak, kita masih bisa ngelihat dia lewat CCTV yang ditayangkan di sebuah TV di dekat kandangnya. Kayaknya dia memang sering melakukan ini ya. Sampai para ranger menyiapkan kamera dan TV khusus buat dia. Sedangkan hal yang serupa gak diperlukan buat Kai Kai.

 

The Sleepy Kai Kai

Sementara Jia Jia ngumpet, Kai Kai dengan santainya tidur di tengah kandangnya tanpa peduli tatapan semua orang yang pengen ketemu dia. Dia benar-benar cuek, sampai-sampai selama gue di sana dia masih tetap tidur dengan posisi yang sama tanpa bergerak sama sekali. Dia bahkan terlalu malas untuk pergi ke toilet atau ngelap bokongnya. Makanya ada kotoran kuning yang nempel di bokongnya itu. Haha!

[pw_box color=”red” float=”center” text_align=”center” width=””]Warning! Disturbing picture up ahead![/pw_box]

 

Conclusion

Ketemu sama Kai Kai adalah pengalaman yang cukup menyenangkan. Terutama gue kagum banget sama dedikasi para ranger di River Safari yang merawat mereka berdua dengan pelayanan bak raja dan ratu. Dan memang gak seharusnya hewan-hewan di kebun binatang ini dipaksa untuk mempertontonkan aksi mereka ketika ada pengunjung yang pengen melihat mereka. Biarlah mereka punya kehidupan yang layak, yang enggak seperti binatang sirkus.

Kecewa karena gue cuma bisa lihat panda tidur doang? Iya sih. Tapi ya enggak apa-apa. Toh mungkin memang sudah jam tidurnya mereka jam segitu. Lain kali kalau gue ke sana lagi, gue harus pintar-pintar pilih jam berkunjung supaya gue bisa ketemu mereka waktu mereka lagi bangun.

Gak perlu lah hewan-hewan ini dipaksa bangun dan beraksi cuma buat memuaskan pengunjung. Karena kalau tujuan awal sebuah kebun binatang memang untuk melestarikan satwa, sudah layak dan sepantasnya mereka memberikan perawatan yang maksimal buat para satwa itu. Enggak seharusnya kepentingan pengunjung diutamakan ketika kepentingan satwa itu yang notabene seharusnya mereka lestarikan malah dinomorduakan. Semoga semua kebun binatang di Indonesia bisa belajar dari profesionalitas para ranger di sini ya.

PS: Baca petualangan gue yang lainnya di River Safari di sini.

 

Spread love,

hiLda