Tahun lalu, waktu Asian Games 2018, untuk pertama kalinya gue nonton pertandingan olahraga cabang atletik di Istora Senoyan. Ada banyak cabang yang dipertandingkan, tapi yang paling menarik buat gue adalah marathon. Kenapa? Karena marathon adalah cabang yang paling lamaaaaaa pertandingannya. Waktu itu gue sempat nonton pertandingan lari 10km yang jauhnya cuma seperempat jarak lari marathon. Dan di pertandingan itu mereka harus berlari sampai kurang lebih 30 menit dan mengelilingi lapangan sampai 10 kali baru bisa mencapai garis finisih.

Terus? Apa hubungannya sama Pemilu 2019? Gue kasih analoginya ya.

Kisah Toni dan Tono

Bayangkan ada 2 orang yang sedang bertanding marathon. Sebut saja namanya Toni dan Tono. Setelah pertarungan yang alot dan panjang, Toni dan Tono saling mengejar satu sama lain. Akhirnya mereka sampai ke putaran terakhir. Putaran penentu yang akan menentukan siapa pemenangnya. Garis finish sudah terlihat di depan mata. Toni dan Tono berlari sekuat tenaga untuk menjadi pemenang.

Tapi kemudian, 5 meter sebelum garis finish, tiba-tiba Tono berlutut, bersujud syukur, mengacungkan kedua kepalannya ke udara dan berteriak-teriak penuh kemenangan.

Toni memandanginya dengan heran. Kan garis finish-nya masih di depan? Kenapa Tono udah kesenengan sendiri ya?

“Tono, garis finish-nya masih 5 meter lagi. Sedikit lagi di depan tuh. Yang ada pita merahnya,” kata Toni penuh kesabaran.

“Ah! Enggak! Garis finish-nya di sini! Gue sudah menang! Elo kalah! Gak usah banyak ngomong deh!” jawab Tono kesal.

“Enggak, Tono. Kita masih harus lari sedikit lagi baru ketahuan siapa pemenangnya. Ini belum garis finish. Belum ada pemenangnya,” timpal Toni lagi penuh kesabaran.

“KATA SIAPA?! Garis finish-nya di sini!! Gue udah lewatin! Gue udah hitung kilometer yang gue laluin!! Garis finish-nya di sini! Mana nih panitia lomba larinya?! Sini hitung kilometernya! Garis finish-nya di sini yang benar! Kalian semua SALAH!!” balas Tono dengan marah.

What The ****?!

Bayangkan diri lo sebagai salah satu penonton yang lagi nonton pertandingan marathon itu. Apa yang ada di pikiran lo?

Kesal. Karena pertandingan ini tuh harusnya seru. Semua orang udah ngerti aturan mainnya. Bahkan para penonton juga udah tahu yang mana garis finish-nya. Makanya semua orang akan menanti di garis finish dengan penuh semangat untuk melihat siapa pemenangnya. Tapi kalau ada orang yang ngaku-ngaku jadi pemenang bahkan sebelum ngelewatin finish, sebagai penonton sih gue bakal kecewa banget. Karena menurut gue: Tono spoil the game!! Jadi gak asyik gitu loh mainnya. Gak seru lagi. Bikin males.

Bingung. Karena dari awal panitia pertandingan udah ngejelasin di mana garis finish-nya. Kok bisa ada yang gagal paham sih garis finish-nya ada di mana? Kan garis finish cuma ada 1. Belum lagi para pendukung Tono yang malah ikut-ikutan teriak minta panitia ngitung ulang kilometer track lari. Padahal kilometernya kan udah dihitung sejak sebelum pertandingan. Lah kok pada ngeyel sih? Halu kah? Kecapekan kah? Butuh aqua kah? Ah! Pusing!

Sedih. Karena harusnya pertandingan yang seru dan fair harus jadi kacau kayak begini. Semua orang udah siap-siap bersorak menyambut pemenangnya. Tapi malah ada oknum yang bikin keseruan ini semuanya sirna. Para pendukung kedua pesaing yang asalnya udah siap berdamai setelah pertandingan malah jadi semakin panas. Ada yang ngebelain klaim Tono, ada yang ngasih semangat Toni buat terus lari dan gak usah peduliin omelan Tono yang gak ada basisnya. Tapi yang jelas, perdamaian yang seharusnya sudah terjadi malah semakin tertunda karena emosi yang semakin meruncing. “Ih! Sebel! Apa gue pergi aja dari stadion ya?” Pasti banyak yang mikir kayak begitu karena takut keselamatannya terancam di dalam stadion yang semakin memanas.

Toni, teruslah berlari. Capailah garis finish. Bikin semua orang yang bilang kalau lo salah kalang kabut karena lo membuktikan bahwa lo bisa menang fair and square! Sudahlah. Nanti kalau panitia hitung ulang kilometernya juga semua orang akan tahu siapa yang benar.

Kecuali Tono sengaja berkoar-koar untuk bikin semua orang jadi gak percaya sama panitia pertandingan? Ah… Semoga bukan itu yang terjadi. Semoga Tono cuma khilaf sesaat aja dan pada akhirnya menerima kekalahannya.

Thanks for reading this.

Spread love,