I love parties! Meskipun gue seorang introvert, bukan berarti gue gak suka kumpul-kumpul kayak image orang introvert yang ada di kepala orang banyak ya. Party is fun! Dan berkumpul sama teman-teman yang gue sayang selalu bisa menularkan kebahagiaan tersendiri buat gue.

Nah, udah bukan rahasia lagi kalau yang namanya party itu identik sama ribet dan mahal. Makanya orang jadi males bikin acara karena gak mau ribet dan boros. Padahal, sebenarnya party yang seru itu gak perlu mahal kok. Cuma perlu detail dan personalized aja. Supaya terkesan unik dan lebih lekat di hati.

Bulan lalu gue sibuk bikinin birthday party buat anak gue. Karena akhir tahun lalu gue sempat dirawat di rumah sakit, jadinya segalanya harus disiapkan serba cepat dan mendadak. Gue gak punya banyak waktu tapi berhasil bikin party kecil yang sweet sesuai harapn gue dalam waktu kurang lebih 3 minggu aja. Pengen tahu gimana caranya? Nih gue kasih tahu.

Week 1: Guest List, Venue and Theme

Pemilihan tempat berkaitan erat banget sama jumlah orang yang diundang. Makanya ini harus jadi yang pertama banget gue rencanain. Gak lucu kan kalau gue book tempat besar tapi orangnya cuma sedikit. Nanti tempatnya berasa kosong dan gak seru. Bakal kacau juga jadinya kalau gue book tempat kecil tapi orangnya banyak. Karena nanti malah sumpek dan para tamu jadi gak nyaman.

Nah, tahun ini gue emang cuma berencana bikin party kecil-kecilan buat ngerayain ulang tahun anak gue. Karena yang diundang kurang dari 30 orang, gue lebih fokus untuk cari private room di restoran atau cafe yang para tamunya bisa duduk dengan nyaman sambil makan dan ngobrol. Bakal jadi nilai tambah juga kalau tempatnya sendiri udah didekorasi dengan cantik supaya gue gak perlu tambahin dekorasi terlalu banyak untuk mempercantik ruangan.

Salah satu hal yang penting lagi buat gue dalam pemilihan venue adalah deal yang ditawarkan sama restoran atau cafe itu. Gue paling enggak suka sama tempat yang rese dan dikit-dikit kasih charge tambahan. Ada loh tempat yang gue survey bahkan minta tambahan charge kalau gue bawa kue ulang tahun dari luar. Rese banget kan?!

Nah, pemilihan tempat yang cocok sama tema dan budget kita adalah yang paling penting. Supaya kantong enggak bocor dan pastinya bikin suasana pesta makin seru karena ada tema khusus yang diusung.

Week 2: Design, Shopping and Vendors

Pastinya enggak semua hal bisa kita lakukan sendiri. Ada hal-hal yang perlu dibantu sama orang lain. Buat gue, hal-hal itu adalah kue dan fotografi. Jadi di minggu kedua gue sibuk cari vendor yang bisa bikin kue seperti yang gue pengenin dan fotografer yang jago menangkap moment penting. Yang pasti, keduanya juga harus on budget dong.

Dealing sama vendor juga cukup melelahkan. Karena kita harus tahu harga pasaran dan berapa harga yang pantas kita keluarkan untuk apa yang kita mau. Triknya adalah banyak-banyak cari info dan jangan malu untuk bertanya.

Dan balik lagi, skill vendor yang kita pakai juga bergantung pada besar kecilnya party yang kita buat. Misalnya, kalau party kita kecil, enggak perlu bikin kue sampai bertingkat-tingkat. Karena selain ngehabisin budget, kue yang terlalu mewah juga enggak terlalu signifikan buat meningkatkan mood party. Sama dengan fotografi, kalau party kita kecil, cukup sewa satu fotografer aja. Karena ruangan yang kecil enggak perlu banyak orang untuk ngeliput. Dengan demikian budget kita pun masih tetap aman.

Selain memilih vendor, gue pun mulai bergerilya mencari desain yang dipengenin. Berhubung gue bisa sedikit desain grafis, gue bisa ngelakuin semuanya sendiri. Mulai dari bikin gambar sampai ngurus ke percetakan. Makanya gue bisa bikin perintilan mulai dari placemat, coaster, cutlery wrapping sampai namecard sendiri. It takes a lot of time! But the results are worth it. Karena dengan berbagai desain simpel yang personalized ini bisa bikin party gue jadi unik dan menyenangkan.

Gak cuma itu aja, gue pun mulai mengumpulkan ide-ide dari internet. Mulai dari ide table decor, meja kue sampai balloon garland. Sebenarnya zaman sekarang banyak banget inspirasi yang bisa kita temukan dari internet. Yang diperlukan cuma sedikit kreatifitas dan kemauan untuk ngerjain semuanya. Haha! Nah setelah merancang desain barang-barang yang mau gue bikin, gue tinggal shopping semua bahannya deh. Enaknya sekarang kita bisa shopping dengan mudah secara online. Jadi barang seunik apapun pasti ada aja yang ngejual entah di kota mana. Gampang deh!

Week 3: Final Touch

Seminggu sebelum acara, waktunya untuk merapikan semua detail yang mau dibawa ke party. Mulai dari dekorasi, baju sampai pilihan menu makanan di hari H.

Dan di waktu ini gue juga mulai bikin semua prakarya yang udah gue pilih sebelumnya. Mulai dari ngerangkai bunga, sampai bikin balloon garland. Pastinya menyita waktu dan tenaga banget ya karena harus bikinin barang-barang semacam ini satu per satu. Tapi gue sih tetap enjoy karena bisa jadi sarana penghilang stress juga loh! Haha!

Setelah semua dibuat dengan rapi, yang jadi tugas berikutnya adalah mengepak semuanya ke dalam kardus supaya bisa dibawa dengan selamat sampai venue. Jangan sampai ada satu pun yang rusak dalam perjalanan! Bakal menyesal banget deh kalau ada barang yang udah dibuat dengan susah payah tapi gak sempat terpajang saktu party. Makanya harus dilakukan dengan sangat hati-hati.

Dan jangan lupa juga untuk pilih baju yang sesuai sama tema pesta ya! Sebagai host, harus dong tampil kece dan rapi. Makanya gue sediain waktu khusus juga buat hunting baju buat gue sekeluarga. Jadi kita bertiga tampil kece deh di foto-foto nanti.

D-Day

Di hari acara, jangan lupa untuk have fun ya!

Yang terpenting adalah punya planning yang jelas dan realistis. Kalau venue cuma kasih kita waktu yang terbatas untuk dekorasi, maka banyak hal yang harus kita kerjain dari rumah supaya mempersingkat waktu dekorasi. Juga jangan lupa untuk minta bantuan saudara-saudara atau teman-teman. Karena semakin banyak tangan yang membantu, bakal bikin kerjaan semakin cepat selesai. Tapi jangan lupa ya, semua harus dikoordinasikan supaya hasilnya tetap sesuai dengan yang direncanakan.

Nah, ini nih beberapa hasil dekorasi di pesta ulang tahun anak gue bulan lalu. Pretty simple, but I love very detail of it.

  • by my.tiny.miracle 2 years ago
    Emang sesakit itu ya pre-eklamsia? Well, beda-beda kasusnya di setiap orang. Ada yang gak sadar sama sekali, ada yang segitu kesakitannya karena sistem dalam tubuh yang kocar-kacir. Gue adalah salah satu yang "beruntung" karena masuk ke kategori kedua. Waktu itu gue terus berusaha untuk optimis. Karena katanya pikiran yang positif bisa mengubah situasi yang sulit. Tapi kenyataannya, gak selalu bisa demikian. Saat tubuh memang sedang sakit, mau seoptimis apapun ya akan tetap sakit. Pikiran yang positif saja gak akan bisa mengobati tubuh yang sakit. Ada kalanya kita memang harus menerima keadaan untuk bisa melangkah maju dan berhenti hidup dalam penyangkalan.
  • by my.tiny.miracle 2 years ago
    Setuju banget sama salah satu reader ini bahwa My Tiny Miracle memang juga harus dibaca oleh para pria.. Buat para wanita yang baca mungkin akan merasa relate. Tapi buat para pria, bisa nambah pengetahuan untuk semakin paham apa yang sebenarnya terjadi di masa kehamilan dan postpartum. Dengan semakin memahami tentunya bisa mempererat relasi dengan pasangan dan bisa belajar untuk semakin saling menghargai.. PS: Buat yang mau bukunya, boleh langsung DM ya! Atau kamu juga bisa beli eBook nya di Google Play Books. Klik aja link di bio yaa..  #mytinymiraclebook   #testimonial   #buku   #ibu   #motherhood   #mama   #mommy   #wajibbaca   #preemie   #preeclampsiasurvivor   #preeklamsia   #preeklampsi 
  • by my.tiny.miracle 2 years ago
    Found this old photo in my old drive.. Ini bukan foto gue. Tapi foto sobat gue yang rela jauh-jauh kerja remote dari apartemen gue 6 tahun yang lalu, demi nemenin gue pas gue divonis pre-eklamsia. Salah satu memori yang membekas banget waktu gue nulis buku ini.. Dear sis  @jepechan  , thank you for being there for us in time of needs..  #mytinymiraclebook   #memories   #thankyou 
  • by my.tiny.miracle 2 years ago
    Kursi ini menyimpan sejarah. Di kursi ini kami menangis berdua ketika rumah sakit sudah tutup, sehabis melihat hasil lab yang menyatakan gue positif pre-eklamsia. Foto ini gue ambil setahun setelah kejadian itu. Ketika berkunjung ke rumah sakit yang sama untuk menjenguk teman. Waktu itu rasanya kejadian itu masih membekas. Meskipun waktu itu Kayla sudah berumur satu tahun di pelukan gue. Well, trauma tends to do that to you.. But it's okay. It's a process... Sekarang memori ini sudah menjadi sebuah kenangan pahit yang manis. Kalau di film Inside Out mungkin bola memori ini warnanya sudah bercampur aduk antara biru, kuning

Bikin party emang gak sesusah yang dibayangkan. Tapi cukup makan waktu dan tenaga. Kalau lo gak mau ribet juga pengen bikin party yang simpel dan on budget, langsung aja hubungin @bikin.party.yuk ya! Karena ini adalah party planner andalan gue. Langsung aja kasih tahu party impian lo dan budget yang lo punya supaya semua kebutuhan bisa diatur sesuai keinginan lo.

Thanks for reading this!

Spread love,

hiLda