Disney semakin melebarkan sayapnya untuk merangkul segala macam budaya. Kali ini, film animasi terbaru dari Disney, Raya and The Last Dragon mengangkat tema dari Asia Tenggara. Ya! Sangat dekat dengan kita! Gak heran kalau kita merasa familiar dengan beberapa atribut yang ada di film Raya, seperti senjata Raya yang berbentuk seperti keris besar dan gaya berkelahinya yang merupakan gerakan Pencak Silat.

Trailer Raya and The Last Dragon

Terlepas dari budaya Asia Tenggara yang kental di dalamnya, ada satu hal lagi yang bikin Raya and The Last Dragon wajib ditonton oleh kita semua. Film ini membawakan sebuah tema yang indah banget, friends! Yaitu: trust and unity. Meskipun tema ini mungkin sudah banyak dibawakan oleh film-film lainnya, tapi pesan ini dikemas secara apik dalam setiap adegan di film Raya. Kamu penasaran? Yuk kita kupas satu per satu setiap pesan yang ingin disampaikan film Raya buat kita semua.

Oh ya, film ini memang sudah tayang sejak bulan Maret di bioskop. Tapi baru di bulan Juni ini film ini akhirnya tayang untuk semua pelanggan Disney Hotstar di Indonesia. Makanya gue baru membahasnya sekarang. So, buat kamu yang masih belum berani nonton di bioskop, buruan meluncur ke aplikasi Disney+ untuk nonton film ini ya!

!! MAJOR SPOILER ALERT !!
ONLY PROCEED IF YOU’RE SURE THIS IS WHAT YOU WANT TO DO

Raya, Si Gadis yang Menanggung Trauma

Adalah sebuah negeri bernama Kumandra yang terbagi menjadi 5 suku: Fang, Heart, Spine, Talon, dan Tail. Raya adalah anak dari kepala suku Heart, Chief Benja, yang bertanggung jawab untuk melindungi sebuah batu berisi kekuatan naga yang menghalau Druun, sebuah entitas jahat yang dapat mengubah makhluk hidup menjadi batu. Chief Benja selalu percaya bahwa kelima suku Kumandra dapat bersatu kembali. Maka suatu hari, dia mengadakan sebuah pesta dan mengundang keempat kepala suku lainnya untuk menyuarakan perdamaian.

Raya dan Namaari di masa kecilnya

Ketika keempat suku lainnya datang, Raya bertemu dengan Namaari, putri dari kepala suku Fang, Chief Virana. Mereka sama-sama nge-fans dengan Sisu, sang Naga yang menciptakan batu kekuatan tersebut. Mereka langsung merasa akrab dan berteman. Raya mempercayai Namaari, lalu dia menunjukkan tempat batu kekuatan itu tersimpan.

Ternyata Namaari menginginkan kejayaan untuk sukunya sendiri. Dia merebut batu tersebut, tapi Raya berusaha mempertahankannya. Di tengah perkelahian mereka, batu tersebut pecah menjadi 5 bagian. Dan Druun yang telah tertidur lama tiba-tiba kembali bangkit dan menyerang mereka semua. Druun membatukan seluruh penduduk Heart, juga ayah Raya.

Raya yang sedang mencari Sisu

Raya menanggung penyesalan di dalam hatinya selama enam tahun. Trauma yang mendalam membekas di dalam ingatannya. Kejadian tersebut membuat Raya tidak mau lagi percaya pada siapa pun. Maka dia berjuang sendirian untuk menemukan Sisu supaya bisa memulihkan semua orang yang sudah membatu. Terutama, dia sangat ingin memulihkan ayahnya kembali.

Sisu, Si Naga yang Naif

Raya bertemu dengan Sisu

Di ujung sungai, di tanah suku Tail, akhirnya Raya menemukan Sisu. Di sanalah Raya mengetahui siapa Sisu sebenarnya. Sisu yang diagung-agungkan sebagai penyelamat Kumandra, sebenarnya bukanlah satu-satunya pahlawan yang berhasil memusnahkan Druun. Sebenarnya, batu kekuatan yang menyelamatkan Kumandra dibuat oleh keempat saudaranya. Mereka mengorbankan dirinya, memusatkan kekuatan mereka pada batu tersebut, sehingga Sisu dapat menggunakannya untuk mengalahkan Druun.

Sisu bukan superhero hebat seperti yang dibayangkan Raya. Bahkan Sisu sendiri bilang bahwa dia bukan the best dragon:

Have you ever done like a group project, but there’s like that one kid who didn’t pitch in as much, but still ended up with the same grade? Yeah, I wasn’t the one who actually made the gem. I just turned it in.

Sisu – Raya and The Last Dragon

Begitulah Sisu menggambarkan dirinya. Dan lagi, Sisu adalah sosok karakter yang sangat nyantai dan naif. Dia lebih suka mengikuti kata hatinya, melakukan apa yang dia suka. Dan Sisu juga selalu berpikir positif akan semua orang. Ketika akan menghadapi musuh, saran Sisu adalah membawakan hadiah. Ketika Raya bilang padanya untuk jangan percaya siapapun, dia tetap memilih untuk percaya pada orang lain. Bahkan ada satu kata-kata Sisu yang menurut gue bagus banget:

Raya: The world is broken, you can’t trust anyone.

Sisu: Maybe it’s broken, because you don’t trust anyone, you just have to take the first step.

Raya dan Sisu – Raya and The Last Dragon

Dunia rusak karena kita enggak saling percaya. Kita hanya perlu untuk mengambil langkah pertama.

Ketika Raya Memilih untuk Percaya

Raya dan Sisu dalam wujud manusia

Kombinasi dua karakter Raya dan Sisu yang bertolak belakang ini seperti dua mata pisau yang kita miliki dalam diri kita masing-masing. Satu sisi, kita menjaga diri kita sendiri. Kita mempertimbangkan hal terburuk yang bisa terjadi ketika berhubungan dengan orang lain. Di sisi lain, kita senang ketika berinteraksi dengan orang lain dan ingin berkembang untuk menjadi lebih baik dengan cara berkolaborasi dengan orang itu. Tapi di titik mana sikap protektif kita harus berakhir dan rasa percaya kita harus muncul?

Dalam petualangan Raya untuk mengumpulkan batu yang terpecah belah, Raya bertemu dengan tiga karakter lainnya: Boun dari Tail, Noi dari Talon dan Tong dari Spine. Ketika suku Fang diserang oleh Druun dan mereka berlima – Raya, Namaari, Boun, Noi dan Tong – terdesak bersama, Raya memilih untuk melepaskan kebenciannya pada Namaari. Pada akhirnya dia mau percaya pada Namaari dan menyerahkan pecahan batu yang dia miliki kepadanya. Tindakan Raya diikuti oleh ketiga temannya. Dan ketika akhirnya mereka memilih untuk percaya, Namaari yang menerima kepercayaan mereka pun akhirnya mengambil sikap yang benar. Dia menyusun kembali batu itu hingga utuh dan berhasil melenyapkan Druun dari tanah Kumandra.

Raya, Sisu, Namaari, Boun, Tong dan Baby Noi

Kita sadari atau enggak, sebenarnya kita baru bisa bersatu ketika kita saling percaya. Kita enggak akan pernah tahu apa yang ada di dalam pikiran orang lain. Dan gak akan pernah ada yang bisa menjamin bahwa orang itu tidak akan mengkhianati kita. Tapi bila kita memilih untuk memberikan kepercayaan barulah kerja sama dapat terjadi. Tidak mungkin kita akan mempercayai orang yang tidak mempercayai kita. Dan tidak mungkin orang lain akan mempercayai kita kalau kita tidak percaya kepadanya. Jadi, seseorang harus mengambil langkah pertama untuk percaya. Dan alangkah baiknya bila kita lah yang menjadi pengambil langkah pertama tersebut.

When we lose trust, we can not collaborate. And when we can not collaborate, we can not unite.

Jadi, bila kita mau benar-benar memahami makna dari film Raya and The Last Dragon yang sebenarnya, kita akan setuju dengan apa yang dikatakan Sisu. Bahwa kita harus mengambil langkah pertama. Bila ternyata orang yang kita percayai mengkhianati kita, bukan berarti semua orang akan mengkhianati kita. We need to trust again. So we can grow up and be better. Tetaplah memilih untuk percaya. Maka dunia akan bisa menjadi lebih baik.

PS: By the way, Raya and The Last Dragon punya soundtrack yang bagus banget. Judulnya Lead The Way, dibawakan oleh Jhene Aiko. Dan ada cuplikan liriknya yang gue suka banget:

Love is a bridge and
Trust is a gift
We give it and it gets better

Jhene Aiko – Lead The Way – OST Raya and The Last Dragon

So let’s start to trust each other. And may the world be better.

Thanks for reading this! Kalau kamu suka sama artikel ini, jangan lupa untuk share ke teman-teman kamu ya!

Leave your comment below. Dan follow juga Instagram @just.hilda untuk selalu dapat update terbaru dari blog Just Hilda. Jangan lupa share artikel ini ke teman-teman kamu juga ya!

Spread love,