Belakangan ini HP gue sering banget kepenuhan! Setiap pagi gue selalu disambut dengan peringatan “Storage full!!” di layar HP gue. Ya salah gue juga sih karena suka banget foto-foto dan bikin video, tapi gue jarang banget ngebuang file-file yang udah gak kepake. Akhirnya storage HP gue jadi penuh dan gue gak bisa ngambil foto atau video lagi. Padahal sekarang ini gue lagi jalan-jalan ke Bali. Jalan-jalan ke luar pulau pertama setelah 2 tahun pandemi!! Kan kesel kalau nanti malah gak bisa ngambil foto.

Gara-gara keseringan ngelihat alert ini, gue jadi mikir. Sebenarnya, otak kita juga sama dengan storage HP kita. Ya… Mirip lah konsepnya.

Kita mengisi otak kita dengan berbagai macam pikiran dan ingatan setiap harinya. Tapi, gak selamanya hari-hari kita selalu indah dan menyenangkan. Seringkali, hal-hal yang buruk dan menyakitkan bercokol di salah satu sudut otak kita sehingga otak kita rasanya penuh banget! Karena pengalaman indah kayaknya akan dengan sangat mudah kita terima. Tapi pengalaman buruk, apalagi yang membekas menjadi trauma, akan terus tinggal di dalam otak kita bila kita tidak memprosesnya dengan benar. Sehingga menerima pengalaman baru yang menantang jadi terasa sangat melelahkan. Membuat kenangan baru pun rasanya jadi susah. Serba salah.

Meet the Garbage Collector

It’s time to clean up!!

Gue juga adalah seorang programmer. Ketika dulu gue masih bekerja di sebuah perusahaan teknologi, gue bertanggung jawab juga untuk memastikan server komputer berjalan dengan baik. Ada kalanya server komputer itu juga kewalahan karena storage-nya kepenuhan. Bila itu terjadi, gue harus menjalankan sebuah program yang namanya Garbage Collector. Program ini fungsinya adalah untuk membersihkan storage komputer dari file-file yang sudah tidak terpakai. Dan wajib banget dilakukan secara rutin supaya komputer bisa terus berjalan sebagaimana mestinya.

Nah tapi nih, sebagai seorang manusia, kapan terakhir kalinya kamu menjalankan program Garbage Collector semacam itu untuk otak kamu?

Kapan terakhir kalinya kamu melirik ke dalam otakmu dan membersihkan hal-hal yang menyangkut di sana dan membebani kamu?

Kalau jaman sekarang, orang-orang dengan mudahnya bilang mereka pergi healing. Sekedar jalan-jalan untuk ngelemesin otak untuk membuang vibes buruk dari kehidupan mereka. Padahal, healing yang sebenarnya itu gak sesederhana itu. Because you have to face your demons to find true healing! And it’s scary. And it takes courage.

Untuk bisa membersihkan otak kita dari pikiran-pikiran yang merusak, kita harus mau meneghadapinya terlebih dahulu. Untuk bersih-bersih sampah di rumah pun, kita harus berani ngehadapin bau dan jijiknya sampah itu kan ketika kita memegang kantong sampahnya! Kalau enggak gimana caranya kita membuangnya ke tong sampah besar di luar rumah?!

So yeah, cleaning up is messy. But if you want your mind to be clean, you have to be brave enough to face your garbage. Supaya storage di kepala kita enggak kepenuhan lagi. Dan kita jadi punya lebih banyak space untuk membuat kenangan-kenangan baru yang lebih indah dan membuat kita bertumbuh.

Balik lagi ke HP gue, akhirnya malam hari sebelum gue berangkat ke Bali, gue mulai pindah-pindahin video dan foto lama yang sudah tidak terpakai lagi. Gue simpan semuanya itu di sebuah hard disk yang bisa kapan pun gue buka ketika gue pengen melihatnya. Tapi yang tetap gue simpan di dalam HP gue hanya hal-hal yang masih akan gue pakai dalam waktu dekat atau yang paling gue suka aja. Jadi HP gue isinya lebih simpel dan gak ribet.

I wish cleaning up my head will be that easy! Haha! But I know it’s not.

Nevertheless, I will start my healing journey. And hopefully it will be worthwhile.

Thanks for reading this! Kalau kamu suka sama artikel ini, jangan lupa untuk share ke teman-teman kamu ya!

Leave your comment below. Dan follow juga Instagram @just.hilda untuk selalu dapat update terbaru dari blog Just Hilda. Jangan lupa share artikel ini ke teman-teman kamu juga ya!

Spread love,