Pernahkah kalian mendengar tentang Theranos? Coba aja kalian googling, kalian akan menemukan banyaaaaaakk sekali berita yang mencengangkan. Mulai dari bagaimana Theranos diprediksi bisa menjadi breakthrough di dunia kesehatan, sampai dengan penipuan yang terjadi di dalam perusahaan start up tersebut yang berakhir pada kebangkrutan dan tuntutan hukum yang sampai saat ini belum selesai. Kalau kalian pusing membaca berita yang seabrek itu, kalian bisa coba nonton serialnya yang berjudul The Dropout di Disney+ ya, friends!

Serial ini bercerita tentang Elizabeth Holmes, seorang entrepreneur wanita yang merintis perusahaan bernama Theranos. Elizabeth awalnya berkuliah di Stanford, salah satu universitas paling top di Amerika. Dia rela untuk dropout – alias keluar sebelum lulus dari kuliahnya – untuk mendirikan perusahaan bernama Theranos. Elizabeth memiliki visi yang mulia, yaitu menjadikan tes darah semurah dan semudah mungkin bagi semua orang. Dia membangun sebuah alat yang dapat melakukan berbagai macam pengecekan darah hanya dari setetes darah saja. Sehingga orang-orang tidak perlu lagi disuntik dan diambil darahnya begitu banyak hanya untuk mengetes kesehatannya.

Visinya sangat luar biasa, sehingga mengundang begitu banyak investor yang mau membiayai perusahaannya. Tanpa mereka ketahui, sebenarnya mereka hanya terpikat pada pesona Elizabeth saja dan kecerdikannya dalam menampilkan sebuah citra yang sebenarnya enggak nyata. Mereka tidak sadar bahwa di belakang layar, alat yang Elizabeth klaim bisa memberikan tingkat akurasi yang tinggi sebenarnya sama sekali belum siap untuk dipakai orang banyak. Akibatnya sangat banyak orang yang mendapatkan hasil yang salah dari pengecekan alat tersebut dan mendapatkan perawatan yang salah berdasarkan hasil tes darah yang menjerumuskan tersebut. Miris ya!

Cerita dalam serial ini seru banget karena kalian bisa melihat sendiri bagaimana manuver-manuver Elizabeth Holmes dalam menghadapi para investor sambil menyembunyikan kegagalan demi kegagalan yang dialami oleh perusahaannya. Oh ya, FYI, serial ini juga masuk dalam 6 nominasi Emmy Awards 2022 loh! Jadi gue rekomendasiin banget buat kalian nonton yang satu ini.

Nah buat kalian yang sudah nonton, gue mau bahas ceritanya lebih jauh nih. Kita melihat sendiri bagaimana passionate nya Elizabeth dalam mengejar cita-citanya. Tapi, di dalam perjalanannya menggapai mimpinya itu, Elizabeth melakukan banyak sekali kesalahan yang berujung pada kehancuran dirinya sendiri. Mari kita belajar dari kisah Elizabeth supaya kita pun bisa berhati-hati dalam mengejar mimpi-mimpi kita. Ini dia 4 hal yang harus dihindari dalam usaha mencapai cita-cita kita.

!! MAJOR SPOILER ALERT !!
ONLY PROCEED IF YOU’RE SURE THIS IS WHAT YOU WANT TO DO

1. Jangan tergesa-gesa hingga mengabaikan hal-hal yang fundamental

Elizabeth Holmes ketika mempresentasikan Theranos di awal perusahaan itu berdiri

Elizabeth berumur 19 tahun ketika dia mulai membangun Theranos. Dia baru berkuliah selama 2 tahun tapi dia begitu berambisi untuk mengubah dunia sampai-sampai dia keluar dari Stanford demi merintis perusahaannya tersebut – meskipun profesornya sendiri Phyllis Gardner mengatakan bahwa idenya tidak akan berhasil. Dalam perjalanannya membangun Theranos, Elizabeth terus memacu para engineer-nya untuk mewujudkan mesin yang dia dambakan secepatnya. Padahal, untuk membuat sebuah breakthrough semacam itu, tentunya membutuhkan penelitian yang panjang, mahal dan mendalam. Tapi hal itu tidak dihiraukan Elizabeth karena dia hanya berfokus pada mengumpulkan dana supaya perusahaannya tidak bangkrut. Ini sangat menyedihkan! Karena dengan melanggar semua prosedur yang seharusnya dia lewati, dia memang bertumbuh sangat pesat. Tapi esensi dari perusahaannya itu sendiri jadi hilang, karena mereka tidak punya satu pun produk yang benar-benar bisa berfungsi sebagaimana mestinya.

Yang seharusnya dilakukan: Lucunya, satu hal yang memastikan kehancuran Theranos adalah prosedur itu sendiri. Elizabeth berusaha membuat koneksi di pemerintahan lewat George Shultz untuk melewati penyelidikan FDA. Tapi Erika Cheung melaporkan kesalahan yang terjadi di dalam lab Theranos sehingga akhirnya segala kekacauan yang ada di dalamnya terungkap ke publik. Andaikan sejak awal Elizabeth melakukan segala prosedur tersebut dengan benar satu per satu, mungkin pertumbuhan Theranos tidak akan sepesat yang terjadi saat itu, tapi dia akan memiliki sebuah produk yang lebih unggul dalam segi kualitas. Karena pada akhirnya, hanya waktu yang dapat memastikan kualitas sebuah produk.

2. Jangan pernah mengabaikan etika

Elizabeth Holmes ketika melakukan trial kepada pasien kanker

Dalam perjalanannya menggapai cita-cita, Elizabeth berubah dari seorang gadis yang memiliki cita-cita mulia menjadi seorang wanita ambisius yang kejam dan dingin. Ketika Edmund merasa sangat bersalah karena harus menguji coba alat yang belum berfungsi dengan benar itu kepada seorang pasien kanker, Elizabeth malah memaksanya untuk tetap melakukannya dengan dalih pasien itu sendiri pun tahu bahwa ini hanya uji coba. Lebih parahnya lagi, ketika Theranos akhirnya benar-benar melakukan tes darah kepada jutaan orang, hasil tes yang mereka keluarkan tetap tidak akurat dan mengakibatkan banyak sekali pasien yang mendapatkan perawatan yang salah. That is not okay!! Pelanggaran etika yang sebesar ini sangat salah! Dan tidak seharusnya dilakukan dengan dalih apapun.

Yang seharusnya dilakukan: Ketika kita menciptakan sebuah produk yang kita jual ke masyarakat, sebagai seorang produsen, kita memiliki tanggung jawab etika untuk memastikan keamanan para konsumen kita. Bila etika ini dilanggar, prinsip ekonomi dalam jual-beli barang jadi hancur lebur seketika karena tidak adanya kepercayaan antara penjual dan pembeli. Seharusnya Elizabeth mengatakan dengan jujur seberapa besar tingkat akurasi alat yang dia kembangkan itu. Bila memang belum berfungsi dengan baik dan membutuhkan riset yang lebih jauh, seharusnya dia mengakuinya dengan jujur karena keamanan konsumen adalah prioritas utama. Gak peduli apapun industri yang kita geluti, seharusnya prinsip ini tidak pernah boleh dilanggar.

3. Jangan berbohong tentang pencapaian

Elizabeth Holmes dengan image barunya

Elizabeth berbohong dengan begitu mudahnya tanpa perasaan bersalah sedikit pun. Dia ingin terlihat sukses di mata para investor. Dia ingin mendapatkan respect dari para karyawannya. Dia pun dengan seenaknya memasukkan namanya ke dalam hak paten meskipun dia tidak berkontribusi secara scientific dalam penemuan tersebut. Bila semua pencapaian yang palsu itu dihapus dari track record-nya, Elizabeth hanyalah seorang lulusan SMA yang gagal. Karena dia tidak ingin memikul citra itu, dia menciptakan begitu banyak kebohongan supaya orang-orang memandang tinggi kepadanya. Padahal, kebohongan hanya akan melahirkan kebohongan lainnya. Karena hanya kebohongan yang dapat menutupi kebohongan yang dia katakan sebelumnya. Akibatnya, Elizabeth tertimbun dalam gunung kebohongan yang begitu besar. Hingga ketika dia terjatuh, dia jatuh dari tempat yang sangat tinggi dan dampaknya sangat fatal bagi integritasnya sendiri.

Yang seharusnya dilakukan: Butuh kebesaran hati untuk mengakui kegagalan. Kegagalan memang pasti pahit rasanya. Tapi kegagalan dibutuhkan untuk menjadikan kita semakin kuat. Juga supaya kita belajar cara yang tidak berhasil agar kita semakin mendekati cara yang berhasil. Ketika kegagalan ini ditutup-tutupi, Elizabeth tidak pernah belajar untuk memperbaiki kesalahannya. Tidak ada rumah yang bisa dibangun di atas pondasi yang keropos. Karena seiring berjalannya waktu, rumah seperti itu pasti akan hancur dengan mudah. Dan lihatlah apa yang terjadi pada Theranos! Kalau saja Elizabeth lebih bijaksana, mungkin akan dibutuhkan waktu yang lama untuk menyempurnakan alat itu tapi setidaknya dia bisa menemukan cara yang benar-benar berhasil, dan benar-benar memberikan sebuah legacy bagi masyarakat dunia seperti yang dia idam-idamkan.

4. Jangan melupakan visi di awal ketika memulai

Elizabeth ketika dia sadar Theranos di ambang kehancuran

Di masa mudanya Elizabeth berkata: “I wanna help people and I want to be a billionaire.” Siapa yang gak mau membantu orang lain dan sekaligus menjadi seorang milyuner, ya kan?! Tapi sayangnya, dalam perjalanan karirnya, Elizabeth semakin melupakan bagian “help people“-nya. Dia semakin tersedot dalam ambisnya menjadi seorang milyuner. Sehingga akhirnya, dia malah melakukan kebalikan dari apa yang dia cita-citakan. Dia TIDAK membantu siapapun, dia malah MELUKAI banyak orang. Gara-gara hasil yang salah dari Theranos, ada beberapa pasien yang mendapatkan perawatan medis yang tidak sesuai dengan kondisi kesehatannya yang sebenarnya. Parahnya lagi, ketika hal ini mulai mencuat ke permukaan, yang Elizabeth lakukan malah membungkamnya lewat tuntutan hukum. Bukankah ini gila?! Seseorang yang awalnya memiliki niat mulia, malah berubah menjadi seorang penjahat yang melakukan segala cara untuk menutupi kejahatannya.

Yang seharusnya dilakukan: Perjalanan untuk menggapai cita-cita adalah perjalanan yang sangat panjang. Ketika kita masih naif dan mulai membayangkan cita-cita kita, tulislah alasan mengapa kita ingin melakukannya. Tulis alasan itu di buku diary-mu. Atau tempel tulisan itu di dinding kamarmu. Supaya kamu tidak akan pernah melupakannya. Karena dunia berputar dengan begitu cepat sekarang ini. Dan dengan perputaran yang cepat itu, kita juga jadi dengan mudah kehilangan arah. Jangan jadi seperti Elizabeth! Tetap pegang teguh niat mulia itu sampai akhir! Supaya ketika kita berhasil menggapai cita-cita itu, kepuasan yang kita rasakan juga setimpal dengan segala usaha yang kita keluarkan untuk mencapainya.

Itu dia 4 hal yang harus dihindari dalam usaha mencapai cita-cita kita dari serial The Dropout. Hidup tanpa cita-cita itu memang rasanya bagai sayur tanpa garam, kurang rasanya. Tapi jangan jadikan pencapaian itu sebuah alasan untuk menghalalkan segala cara ya, friends! Tetap lakukan apa yang benar. Meskipun membutuhkan waktu yang lama, bersabarlah. Karena enggak ada satu pun hal di dunia ini yang instan. Tetaplah berusaha, jangan menyerah. Tapi ketika kita memang harus mengaku kalah, berbesar hatilah dan coba lagi di lain waktu dengan cara yang lebih baik lagi.

Oh ya, kalau kalian juga penasaran tentang Theranos dan mau tahu lebih jauh lagi, kalian bisa coba nonton film dokumenternya di HBO GO yang berjudul The Inventor: Out for Blood in Silicon Valley. Di sini kalian bisa mendengarkan langsung wawancara dengan orang-orang yang terlibat dalam Theranos. Bukan cerita, bukan drama seri. Tapi wawancara yang sesungguhnya.

Thanks for reading this! Kalau kamu suka sama artikel ini, jangan lupa untuk share ke teman-teman kamu ya!

Leave your comment below. Dan follow juga Instagram @just.hilda untuk selalu dapat update terbaru dari blog Just Hilda. Jangan lupa share artikel ini ke teman-teman kamu juga ya!

Spread love,