Kemarin semua warga keturunan Tionghoa merayakan hari tahun baru Imlek – atau lebih dikenal dengan nama Chinese New Year atau Xin Jia (– baca: sin cia). Perayaan ini adalah perayaan besar-besaran di mana seluruh keluarga biasanya berkumpul untuk makan bersama dan bagi-bagi angpao. Tapi, sebenarnya bukan cuma itu aja. Sebenarnya masih banyak cerita dan budaya yang terkandung dalam perayaan tahun baru Imlek ini. Nih gue ceritain sedikit yang gue tahu ya.

Mitos Sang Naga

Kayaknya udah jadi pengetahuan umum kalau lagi Xin Jia, semua orang yang merayakannya umumnya pada pakai pakaian berwarna merah. Bahkan rumah pun didekorasi dengan berbagai ornamen berwarna merah. Mulai dari lampion, hiasan dinding, sampai lampu-lampu berwarna merah. Sebenarnya buat apa sih?

Nah, konon, di zaman dahulu kala, ada seekor monster bernama Nian. Dia datang setahun sekali untuk memangsa manusia. Supaya Nian takut, para warga desa memakai pakaian merah dan menghias rumahnya agar banyak warna merah. Bukan cuma itu, mereka pun membunyikan petasan agar Nian tidak berani datang lagi.

Mungkin cerita tentang Nian ini udah enggak banyak yang tahu sekarang. Tapi budaya membakar petasan dan warna merah ini masih terus dilestarikan sampai sekarang. Meskipun sekarang udah banyak yang merayakan Imlek tanpa baju merah karena mereka enggak pernah ketemu langsung sama Nian ya. Haha! Tapi tetap seru loh berburu baju merah menjelang perayaan Imlek. Gue pun masih suka melakukannya.

Potong Rambut = Buang Sial

Ini adalah salah satu tradisi yang mendatangkan banyak rejeki buat para pebisnis salon. Karena ketika menjelang Xin Jia, mereka jadi suka nge-charge lebih buat jasa potong rambut. Haha! Mungkin karena tiba-tiba mereka kebanjiran order di waktu yang singkat ya.

Sebenarnya enggak jelas juga asal mitos ini dari mana. Tapi yang dipercaya adalah bahwa dengan potong rambut sebelum Xin Jia itu artinya kita buang sial. Karena rambut yang terpotong itu adalah pertanda kesialan yang ikut terbuang.

Tapi anehnya, ketika sudah tahun baru, justru kita dilarang potong rambut supaya enggak buang hoki. Haha! Kalau dipikir secara logis ya memang enggak nyambung ya. Gimana sih cuma beda sehari potong rambut dari buang sial bisa berubah jadi buang hoki?! Tapi ya begitulah namanya kepercayaan, enggak ada yang bisa menjelaskan secara logis. Tinggal kita aja yang mau ngejalanin atau enggak. Kalau percaya ya kerjain, kalau gak percaya gak usah diikutin. Kalau gue pribadi sih santai aja mau potong rambut kapan pun, asal tetap kece. 🤣

Makan Jeruk dan Ikan

Dua jenis makanan ini adalah makanan yang selalu ada dalam setiap perayaan Xin Jia. Kalau menjelang hari Xin Jia, toko buah pasti dibanjiri jeruk-jeruk Shantang yang berwarna kuning dan rasanya manis. Yummy! Ternyata jeruk ini melambangkan kemakmuran karena warnanya yang kuning keemasan.

Nah kalau ikan, biasanya yang dihidangkan di hari Xin Jia adalah ikan bandeng. Ikan ini melambangkan hoki atau keberuntungan. Dan dengan makan ikan bersama keluarga di hari tahun baru akan mempererat tali persaudaraan satu sama lain. Tapi hati-hati ya kalau makan ikan bandeng, karena banyak duri-duri kecil di dalam dagingnya. Kalau mau makan dengan tenang, lebih baik dimasak dengan pressure cooker aja supaya enggak keselek tulang ikan.

Bagi-Bagi Ang Pao

Ini adalah tradisi yang paling gue suka sejak gue kecil. Karena dengan sesimpel kasih pai pai (– salam ala Tioghoa dengan dua tangan terkatup di depan dada) ke saudara-saudara, gue tiba-tiba dikasih amplop merah berisi duit. Hihi! Waktu gue kecil biasanya duit ang pao ini gue tabung sedikit-sedikit untuk beli barang yang lagi gue pengenin tahun itu.

Ang artinya merah, pao artinya amplop. Jadi sebenarnya angpao itu arti literalnya ya amplop merah. Dengan kita memasukkan uang ke dalamnya dan membagikannya ke saudara-saudara, artinya kita membagikan rejeki kita buat mereka. Nah, kalau kita berbagi rejeki, niscaya rejeki kita juga akan berlimpah di tahun yang baru ini. Jadi sama-sama senang deh buat yang memberi dan yang menerima.

Biasanya orang yang boleh membagikan angpao hanyalah mereka yang sudah menikah. Dan orang yang dikasih angpao hanyalah mereka yang belum menikah. Entah kenapa ya budayanya bikin baper begini. Haha! Tapi yang jelas, ketika udah menikah, kita berubah dari penerima jadi pemberi deh. Secara enggak langsung jadi belajar bertanggung jawab juga kan.

Itu dia beberapa budaya Xin Jia yang masih gue jalanin sampai sekarang. Memang dari generasi ke generasi budaya semacam ini akan semakin menghilang kalau kita enggak melestarikannya. Terlepas dari mana asalnya dan apakah logis atau enggak untuk dipercaya, gue cuma memandang semua budaya ini sebagai seseruan aja. Jadi kalau fun, ya gue lakukan aja. No pressure. Yang penting tetap semangat dan ceria di hari raya. Hehe!

Gong Xi Fa Cai! Xin Nian Kuai Le!

Selamat Tahun Baru Imlek untuk kita semua yang merayakannya!

Spread love,

hiLda